Sosok PM Inggris Liz Truss yang Mundur, Baru Menjabat 45 Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Kamis (20/10/2022). Ia mundur setelah 45 hari menjabat di posisi tertinggi Pemerintahan Inggris.
"Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif," ujarnya dikutip CNBC International.
Truss sendiri diangkat menjadi PM pada 6 September, hanya dua hari sebelum Ratu Elizabeth II meninggal. Ia mendapatkan kursi itu setelah mengalahkan rekan se-partainya, Rishi Sunak, dengan 81.326 suara berbanding 60.399.
Keterpilihan Truss melanjutkan kepemimpinan Boris Johnson yang mengundurkan diri pada Juli lalu. Ini setelah skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu pejabatnya, Chris Pincher.
Secara profil, Truss nyatanya memang bukanlah figur yang baru dalam perpolitikan Inggris. Sebelumnya, wanita 47 tahun yang bernama lengkap Elizabeth Truss itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri era Johnson.
Dalam situs resmi pemerintah Inggris, Truss mengawali karir politiknya pada 2010. Saat itu, ia terpilih menjadi Anggota Parlemen Partai Konservatif yang mewakili wilayah Norfolk Barat Daya.
Setelah masuk parlemen, lulusan filsafat, politik dan ekonomi di Merton College Oxford itu kemudian diangkat sebagai Wakil Sekretaris Negara untuk Pendidikan dan Pengasuhan Anak Parlemen pada September 2012.
Di Juli 2014, Truss menjabat sebagai Sekretaris Negara untuk Urusan Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan. Jabatan ini diembannya hingga Juli 2016.
Kemudian, pada Juli 2016 hingga Juni 2017, Truss menjadi Kanselir dan Sekretaris Negara untuk Kehakiman. Setelah itu, dari Juni 2017 hingga Juli 2019, Truss memangku jabatan sebagai Kepala Sekretaris Perbendaharaan.
Tak berhenti di situ, Boris Johnson yang saat itu masih menjabat PM mengangkatnya menjadi Menteri Luar Negeri untuk Urusan Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan pada 15 September 2021. Ini menjadi jabatan terakhirnya sebelum terpilih menjadi PM.
Dalam kepemimpinannya sebagai PM, Truss dilanda beberapa persoalan ekonomi. Salah satu yang kontroversial adalah 'anggaran mini' yang dirancangnya bersama mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng.
Anggaran ini sendiri akan digunakan untuk memberikan stimulus bagi warga yang terdampak krisis biaya hidup saat inflasi negara itu masih di atas 9%. Nantinya, hal ini akan dibiayai dengan menambah utang karena London akan membebaskan beberapa kalangan dari pajak.
Namun langkah ini bertentangan dengan kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral. Akibat manuver ini, terjadi kekacauan di pasar obligasi dan mata uang poundsterling jatuh ke level terendahnya. Kwarteng sendiri telah mundur beberapa hari lalu dan digantikan oleh Jeremy Hunt.
(sef/sef)