
Ukraina Kritis Dibombardir Putin, 1.100 Wilayah Gelap Gulita

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina melaporkan situasi kritis di seluruh negeri. Ini setelah serangan terbaru Rusia, membombardir sejumlah pembangkit listrik di negara itu.
Bukan hanya Kyiv, serangan juga dilakukan di Kharkiv, Dnipro, Kryvyi Rih dan Zhytomyr. Sepertiga pembangkit dilaporkan hancur di negara itu.
Layanan Darurat Nasional Ukraina melaporkan bagaimana 1.100 kota dan desa di sembilan wilayah kini gelap gulita. Hancurnya pembangkit juga mempengaruhi pasokan air bersih warga.
Presiden Volodymyr Zelensky mendesak warga mengurangi listrik mereka selama jam sibuk. "Untuk memungkinkan seluruh negeri untuk melewati periode ini lebih stabil," katanya dikutip dari New York Times, Rabu (19/10/2022).
Di Ukraina, banyak kota besar dan kecil bergantung pada sistem terpusat untuk memanaskan rumah dan memompa air. Pembangkit termal terhubung melalui pipa yang menjangkau rumah dan kompleks apartemen besar di seluruh wilayah.
Jika ada kerusakan di pembangkit atau pipa, ini akan mengancam area yang luas. Untuk musim dingin, warga juga memanfaatkan pemanas listrik.
Di media sosial, toko, bank, dan pengecer besar lainnya telah memosting langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan energi, seperti mematikan rambu yang menyala. Di ibu kota, beberapa papan reklame tidak lagi menyala di malam hari.
"Situasi kini sangat kritis di seluruh negeri," kata wakil kepala kantor presiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan kepada televisi Ukraina, dikutip dari Reuters.
"Seluruh negara perlu bersiap untuk pemadaman listrik, air dan pemanas," tambahnya.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan potensi meningkatnya krisis kemanusiaan. Badan Hak Asasi Manusia PBB, juga menyebut serangan yang disengaja terhadap sasaran sipil semacam itu merupakan kejahatan perang.
"Ini dapat menjadi masalah hidup atau mati jika orang tidak dapat memanaskan rumah mereka," kata WHO.
Rusia Evakuasi Besar-Besaran
Sementara itu, Rusia mengumumkan tengah melakukan evakuasi besar-besaran ke warga sipil Ukraina, di sebuah kota di selatan tetangganya itu. Tentara Kremlin mengaku situasi makin "tegang" di sana dan pasukannya bersiap menghadapi serangan balasan Kyiv.
Jenderal Rusia Sergey Surovikin, yang bertanggung jawab atas operasi baru di Ukraina mengatakan, warga di Kherson telah diminta meninggalkan kota. Kherson merupakan bagian dari empat wilayah di Ukraina yang dianeksasi Rusia awal bulan ini.
"Tentara Rusia di atas segalanya akan memastikan evakuasi yang aman dari penduduk Kherson," kata Surovikin kepada televisi pemerintah Rossiya 24 seraya menggambarkan situasi saat ini sebagai "sangat sulit" baik bagi warga sipil maupun tentara, dikutip AFP.
"Musuh tidak mengabaikan upayanya untuk menyerang posisi pasukan Rusia," tambahnya.
Hal sama juga diakui pejabat Kherson yang pro Rusia, Vladimir Saldo. Ia mengumumkan ke Telegram bahwa relokasi warga sipil telah dilakukan dengan terorganisir.
"Dari beberapa kotamadya di wilayah itu ke tepi kiri sungai Dnipro," katanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ukraina Ngamuk, Tentara Rusia Langkahi Jasad Teman Sendiri
