Internasional

Ukraina Ngamuk, Tentara Rusia Langkahi Jasad Teman Sendiri

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 January 2023 13:00
Latihan perang di daerah yang dikendalikan Operasi Pasukan Gabungan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. (AP/Vadim Ghirda)
Foto: Ilustrasi (AP/Vadim Ghirda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut. Terbaru, pertempuran berdarah dilaporkan terjadi di Soledar, Ukraina Timur.

Perlu diketahui wilayah ini terletak di kawasan industri Donbass. Wilayah itu memang jadi pusat pertempuran sejak perang terjadi.

Soledar juga dekat dengan Bakhmut. Dua wilayah ini tengah coba dipertahankan Ukraina dari pendudukan Rusia.

Sejumlah laporan, di antaranya Reuters, menyebut bagaimana "menggilanya" pasukan Ukraina di sana. Pasukan Ukraina sempat memukul mundur Rusia, termasuk unit Grup Wagner.

Wagner sendiri adalah pasukan yang direkrutan dari penjara Rusia dan dikenal karena kekerasan tanpa kompromi. Wagner didirikan oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Musuh benar-benar melangkahi mayat tentara mereka sendiri," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar, melaporkan peperangan dimuat Selasa (10/1/2023).

"(Mereka) menggunakan artileri massal, sistem MLRS, dan mortir," tambahnya.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Soledar dan Bakhmut "bertahan" meskipun kehancuran meluas. Dia mengutip serangan baru dan lebih ganas di Soledar, di mana dia mengatakan tidak ada tembok berdiri yang tersisa dan tanah ditutupi dengan mayat Rusia.

"Berkat ketahanan tentara kami di Soledar, kami telah memenangkan tambahan waktu dan kekuatan tambahan untuk Ukraina," kata Zelensky.

Garis Depan Paling Intens

Sementara itu, seorang analis militer Ukraina, Oleh Zhdanov, mengatakan pertempuran di Soledar dan Bahkmut adalah "yang paling intens di seluruh garis depan". Namun ada sedikit kemajuan.

"Begitu banyak (pasukan dan pro Rusia) tetap berada di medan perang ... baik tewas atau terluka," katanya di YouTube.

"Mereka menyerang dalam sebuah gelombang, tetapi yang terluka biasanya mati di begitu saga di tempat, entah karena sangat dingin atau karena kehilangan darah," tambahnya.

"Tidak ada yang datang untuk membantu mereka atau untuk mengumpulkan orang mati dari medan perang," ujarnya.

Sementara itu, belum ada komentar Rusia soal ini. Namun sebelumnya Rusia dikritik karena dianggap memberi laporan palsu soal perang.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut telah mengirim serangan rudal terhadap gedung-gedung di kota Kramatorsk dan mengklaim telah menewaskan setidaknya 600 tentara Ukraina. Ini adalah operasi balas dendam atas serangan maut dari negara tetangganya ke barak Rusia di Makiivka, wilayah Donetsk Ukraina yang dikendalikan Rusia dan menewaskan 89 tentara Kremlin.

Meski demikian dalam laporan sejumlah media Barat lain, serangan rudal Rusia di kota tersebut dilaporkan meleset dari sasarannya. Bahkan, tidak ada tanda-tanda korban yang jelas, menurut penuturan seorang wartawan yang meliputnya.

Tidak ada asrama di timur kota Kramatorsk yang terkena dampak langsung atau rusak parah. Tidak ada tanda-tanda yang jelas bahwa ada tentara pernah tinggal di sana, termasuk tanda-tanda mayat atau jejak darah.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular