Internasional

Amerika Panas, Warganya Dihukum Arab Saudi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 October 2022 10:00
A Honor Guard member is covered by the flag of Saudi Arabia as Defense Secretary Jim Mattis welcomes Saudi Crown Prince Mohammed bin Salman to the Pentagon with an Honor Cordon, in Washington, Thursday, March 22, 2018. (AP Photo/Cliff Owen)
Foto: Arab Saudi (AP/Cliff Owen)

Jakarta, CNBC IndonesiaAmerika Serikat (AS) mengatakan Arab Saudi menghukum warga negaranya atas sebuah cuitan kritis terhadap negara kerajaan tersebut. Kasus ini menjadi sumber ketegangan baru antara kedua negara.

Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi penahanan Saad Ibrahim Almadi (72). Ia adalah warga negara AS namun keturunan Arab Saudi.

"Kami secara konsisten dan intensif menyampaikan keprihatinan kami mengenai kasus ini di tingkat senior pemerintah Saudi, baik melalui saluran di Riyadh dan Washington," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada wartawan, mengutip AFP, Rabu (19/10/2022).

"Melakukan kebebasan berekspresi tidak boleh dikriminalisasi," tambahnya.

Laporan The Washington Post menyatakan Almadi sebenarnya tinggal di Florida. Namun, ia pergi mengunjungi keluarga, ke Arab Saudi.

Ia kemudian ditahan pada November 2022 di bandara. Ini terkait 14 tweet yang dia tulis selama tujuh tahun sebelumnya.

Surat kabar itu, mengutip putranya yang bernama Ibrahim, mengatakan bahwa Almadi dijatuhi hukuman pada 3 Oktober hingga 16 tahun penjara. Ia juga mencatat hukuman larangan perjalanan 16 tahun lagi setelah itu.

Putranya mengatakan bahwa ayahnya hanya mengungkapkan kritik "ringan" sola kerajaan. Ia menyebutkan korupsi di Arab Saudi dan pembunuhan Jamal Khashoggi, kolumnis berbasis di AS yang dimutilasi pada 2018 setelah datang ke konsulat kerajaan di Istanbul, Turki.

"Almadi didakwa sebagian dengan mendukung dan mendanai terorisme dan mencoba mengacaukan kerajaan," kata putranya lagi dikutip laman yang sama.

Departemen Luar Negeri AS sendiri mengatakan tidak ada perwakilan negerinya yang hadir pada pembacaan hukuman. Itu Arab Saudi memberikan tanggal lain untuk sidang.

"Kami tidak mendengar kabar dari pemerintah Saudi sampai setelah tanggal 3 Oktober dari hukuman," kata Patel, tanpa mengkonfirmasi rincian keputusan tersebut.

Hubungan AS dan Arab Saudi mulai renggang sejak kematian kematian Khashoggi. Terbaru, OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi, pada 5 Oktober mengumumkan pemotongan besar-besaran dalam produksi minyak, tepat menjelang pemilihan kongres AS.

Kabar ini membuat kesal Presiden AS Joe Biden. Kerajaan disebut picik dan beberapa anggota Senat AS juga menudingnya berkolusi dengan Rusia.

Arab Saudi sendiri telah lama menghadapi kritik atas hak asasi manusia. Blogger dan aktivis hak Raif Badawi menjalani hukuman 10 tahun penjara hingga Maret dan dicambuk di depan umum 50 kali karena tuduhan atas konten di situs webnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sst.. Diam-diam Biden Mau Bertemu Putra Mahkota Raja Salman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular