Internasional

Pentagon: Strategi Rusia Kacau, Tebar Teror ke Warga Sipil

luc, CNBC Indonesia
18 October 2022 18:10
Pentagon logo (via Getty Images/Anadolu Agency)
Foto: Pentagon logo (via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia terus menggempur Ukraina dengan berbagai rudal hingga serangan drone bunuh diri. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menilai hal tersebut sebagai gambaran dari strategi Presiden Vladimir Putin yang kacau.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan serangan Rusia menargetkan infrastruktur sipil dan menyebarkan teror di Ukraina.

"Kami menilai bahwa Rusia telah dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil dan target non-militer, dengan tujuan merugikan warga sipil yang tidak perlu dan mencoba untuk menanamkan teror di antara penduduk Ukraina," kata pejabat itu, dikutip dari laman resmi Pentagon, Selasa (18/10/2022).

Menurutnya, belum ada perubahan besar di wilayah yang digempur itu. Yang jelas, kedua belah pihak masih saling melancarkan serangan artileri satu sama lain di sepanjang garis depan.

Menurut Pentagon, pasukan Rusia mencoba untuk melancarkan serangan di bagian tengah Donbas, tetapi pasukan Ukraina sebagian besar terus bertahan.

Di front Kherson, "kami terus melihat operasi yang disengaja dan dikalibrasi oleh Ukraina untuk bergerak maju," kata pejabat itu. "Kami tidak memiliki pembaruan besar untuk diberikan dalam hal wilayah yang diambil kembali. Kami menilai bahwa pasukan Rusia terus memperkuat garis pertahanan mereka melawan pasukan Ukraina."

Pejabat itu mengatakan ada laporan yang menyebutkan Rusia menyiapkan pasukan baru dalam jumlah besar untuk diterjunkan di Ukraina. Namun, belum ada indikasi pergerakan besar pada saat ini.

Pejabat itu juga menambahkan masyarakat internasional sepenuhnya mendukung Ukraina.

"Ukraina tidak sendiri. Pada dasarnya ada dunia di belakangnya dengan hampir 50 negara mendukungnya," katanya.

"Semua orang memberikan beberapa jenis dukungan, memberikan apa yang mereka bisa."

Dia juga mengungkapkan bahwa banyak negara siap mendukung dari sisi persenjataan dengan memanfaatkan kemampuan industri pertahanan masing-masing.

Menurutnya, koalisi tersebut merupakan keuntungan strategis yang tidak dapat ditandingi Rusia.

"Kami yakin bahwa kami dapat terus mendukung Ukraina selama yang diperlukan."

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima Pentagon, Rusia telah mengirim antara 8.000 hingga 10.000 tentara ke Belarusia, dan pejabat tersebut mengatakan bahwa NATO mengawasi perkembangan ini.

"Saat ini, kami tidak memiliki indikasi yang akan menyebabkan kami mengubah perspektif kami di medan perang seperti sekarang ini," katanya.

"Dan sehubungan dengan pergerakan pesawat atau sistem Rusia tertentu di Rusia, sekali lagi, kami belum melihat apa pun yang akan menyebabkan kami mengubah postur strategis keseluruhan atau postur kami di Eropa."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular