
Gas Rusia Laku Keras, Negara Asia Ini Kepincut Borong LNG

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Pakistan menyatakan ketertarikannya untuk membeli gas dari Rusia. Hal ini terjadi saat penjualan gas dari Negeri Beruang Merah itu terus dihambat oleh Barat lantaran aksi militer Moskow di Ukraina.
Duta Besar Pakistan untuk Rusia, Shafqat Ali Khan, mengatakan bahwa Moskow dan Islamabad sedang dalam pembicaraan mengenai masalah tersebut. Khan mengaku saat ini Pakistan tertarik untuk mendapatkan gas dalam bentuk cair (LNG) lantaran belum memiliki infrastruktur pipa yang baik.
"Sanksi Barat tidak akan menghambat hubungan ekonomi antara Moskow dan Islamabad. Kami akan mencoba untuk melewati segala masalah yang diakibatkan sanksi," ujarnya seperti dikutip kantor berita milik pemerintah Rusia, Russia Today, Selasa (18/10/2022).
Dengan cadangannya sendiri yang menurun namun masih menggunakan gas, Pakistan menghadapi masalah pasokan yang besar. Pasalnya, harga gas terus meroket sehingga impor bahan bakar itu menjadi lima sampai sepuluh kali lebih mahal daripada gas yang diproduksi di dalam negeri.
Kenaikan harga ini disebabkan oleh tekanan Uni Eropa (UE) pada gas Rusia sebagai reaksi akibat serangan Moskow Ukraina. Ini kemudian membuat banyak negara Benua Biru mencari pasokan di negara lain dan akhirnya mendongkrak nilai gas di pasar.
Analis mengungkapkan bahwa kenaikan harga LNG telah memperburuk masalah keamanan energi Pakistan. Ini juga menciptakan tantangan keuangan bagi pemerintah, rumah tangga, bisnis, dan industri di Negeri Bulan Sabit itu.
Pada bulan September, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa negaranya akan "lebih memperluas dan memperkuat kerja sama antara kedua negara di semua bidang yang saling menguntungkan," termasuk proyek pipa gas Utara-Selatan yang telah lama tertunda.
Rusia dan Pakistan sendiri sebelumnya sepakat pada 2015 untuk membangun pipa sepanjang 1.100 km untuk mengirimkan LNG impor dari Karachi yang berada di bibir Laut Arab ke pembangkit listrik di provinsi timur laut Punjab.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Mesin Uang' Rusia Mulai Macet, Gimana Mr Putin?