Internasional

WNI di Prancis soal Ancaman 'Kiamat' BBM: Kami Nyaris Lumpuh

luc, CNBC Indonesia
18 October 2022 14:35
Pengemudi berbaris saat mereka menunggu untuk mengisi kendaraan mereka di sebuah pompa bensin, di Rochetaillee sur Saone, Prancis tengah, Selasa, 11 Oktober 2022. (AP/Laurent Cipriani)
Foto: Pengemudi berbaris saat mereka menunggu untuk mengisi kendaraan mereka di sebuah pompa bensin, di Rochetaillee sur Saone, Prancis tengah, Selasa, 11 Oktober 2022. (AP/Laurent Cipriani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman 'kiamat' bahan bakar minyak minyak (BBM) di Prancis akibat mogok massal pekerja kilang telah dirasakan oleh seluruh masyarakat di negara tersebut, termasuk warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana.

Rina, WNI yang tinggal di Kota Toulouse, Prancis, mengaku kelangkaan BBM sudah terjadi. Hal tersebut telah berlangsung setidaknya sejak 2 minggu lalu.

Menurutnya, SPBU Total masih menutup layanannya di sana. Padahal, perusahaan tersebut menjadi salah satu yang terbanyak di Prancis.

Alhasil, antrean panjang terjadi di SPBU lainnya. Bahkan, pembelian BBM terpaksa dijatah per kendaraan.

"Orang-orang di Prancis bingung karena jaringan Total banyak di sini. Setelah tutup, semuanya antre di SPBU lain, itu juga dijatah maksimal 30 liter per mobil. Minggu lalu jatahnya cuma 5 liter," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/2022).

Tak hanya terjadi antrean panjang, Rina mengungkapkan SPBU di Prancis dijaga oleh tentara untuk menghindari potensi kerusuhan.

Selain itu, tindakan kriminal akibat kelangkaan BBM pun mulai bermunculan. Menurut Rina, di beberapa tempat mulai ada pencurian BBM dari mobil yang diparkir di luar.

"Sekarang sebisa mungkin gak parkir mobil di luar. Memang separah itu," tuturnya.

Dia menambahkan kondisi tersebut membuat banyak kegiatan warga nyaris lumpuh. Pasalnya, kendaraan pribadi masih menjadi pilihan transportasi utama, sedangkan cukup sulit untuk mencari BBM yang tersedia.

"Bus, metro, kereta, taksi memang ada di pusat kota, tapi yang tinggalnya di pinggiran sangat sulit. Kami harus menunggu bus jarak jauh yang jadwalnya cukup jarang," ujarnya.

Rina mengatakan sudah ada kabar mogok massal di Prancis segera berakhir sejak beberapa hari lalu. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai hal tersebut.

Seperti diberitakan CNBC Indonesia sebelumnya, Pemerintah Prancis sudah memaksa staf kembali bekerja kala serikat pekerja memperpanjang aksi mogok. Ini setidaknya dilakukan pekerja TotalEnergies.

Mengutip AFP, para karyawan meminta kenaikan gaji. Ini seiring keuntungan yang dirilis raksasa energi itu.

Meski pembicaraan sudah dilakukan Jumat, tak ada hasil yang didapat. Dilaporkan 30% lebih SPBU di Prancis kini lumpuh, yang menyebabkan pengemudi berebut mengisi tangki bahan bakar di seluruh negeri.

"Waktu untuk negosiasi sudah berakhir," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada penyiar BFMTV, Senin, dikutip Selasa (18/10/2022).

"Tiga dari tujuh kilang minyak negara itu dan lima depot bahan bakar utama (dari sekitar 200) terpengaruh," tambah pemerintah.

Presiden Emmanuel Macron juga buka suara. Ia mengatakan krisis bahan bakar sudah terjadi dan menginginkan solusi secepat mungkin.

"Saya mendukung sesama warga kami yang berjuang dan yang muak dengan situasi ini," tegasnya.

Sebenarnya bukan hanya pekerja kilang TotalEnergies yang melakukan aksi. Hal sama juga dilakukan Esso-ExxonMobil.

Namun, kedua belah pihak sudah sepakat pekan lalu. Manajemen dan karyawan sudah setuju soal gaji baru.

Perlu diketahui, inflasi menjadi latar belakang. Mahalnya harga kebutuhan pokok, mulai dari energi dan makanan menjadi penyebab.

Di sisi lain, pemerintah mengatakan akan membutuhkan waktu dua minggu setelah pemogokan berakhir untuk mendapat pasokan normal di pompa bensin.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prancis Panas! Demo Besar-Besaran, BBM Kritis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular