Resesi Mengancam, Pengusaha Usul Jurus Kerek Bisnis Hotel RI

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
18 October 2022 17:30
Ilustrasi hotel (Dok: Freepik)
Foto: Ilustrasi hotel (Dok: Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pariwisata Indonesia bisa saja kebal terhadap ancaman resesi global. Meski, ekonomi di negara asal wisatawan mancanegara (wisman) mengalami kontraksi. Syaratnya, pasar di dalam negeri harus lebih bergairah.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, pelaku industri pariwisata di dalam negeri, termasuk perhotelan, telah berpengalaman menghadapi krisis yang dipicu pandemi Covid-19.

Saat ini, kata dia, industri pariwisata RI membutuhkan pasar domestik. Untuk itu, pemerintah harus menciptakan pasar di dalam negeri.

"Dengan begitu, kita bisa memperkecil efek resesi global ke sektor ini. Strateginya dengan pemerintah mendorong kegiatan di dalam negeri," kata Maulana kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/02022).

Pasalnya, kata dia, wisatawan domestik masih jadi penopang sektor pariwisata Indonesia.

"Dan, karakter wisatawan domestik itu terutama banyak di daerah. Ini digerakkan kegiatan pemerintahan dan korporasi. Setelah itu baru leisure. Nah kita fokus menjaga ini dulu," kata Maulana.

Selain itu, dia menambahkan, pemerintah juga perlu menggelar kegiatan-kegiatan seperti KTT G20 di daerah-daerah. Sehingga bisa menggerakkan arus perjalanan di dalam negeri.

"Karena itu, kita masih tetap optimistis saat ini. Karena masih ada G20. Tapi, kondisinya masih fragile. Setelah G20 apa? Karena itu, kebijakan anggaran pemerintah harus mendukung," kata Maulana.

Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah sempat melakukan pengetatan-pengetatan anggaran. Akibatnya, kegiatan pemerintah di daerah menjadi minim.

Sementara, saat ini, anggaran pemerintah juga difokuskan diantaranya untuk pemberian subsidi kepada masyarakat.

"Kalau tidak ada kegiatan pemerintah di daerah, itu sangat terasa untuk hotel-hotel di daerah dan efeknya panjang," kata Maulana.

"Kalau hanya bantuan langsung tunai, efeknya tidak akan banyak menggerakkan kegiatan ekonomi di daerah itu. Tapi, kalau pemerintah kembali menggelar kegiatan di daerah, tidak memangkas anggaran MICE (meeting/pertemuan) pemerintahan, akan bisa menggerakkan ekonomi di daerah itu," kata Maulan.

Maulana menambahkan, hingga akhir tahun, tingkat hunian hotel masih akan di bawah 50%.

"Dari sisi traffic, memang tahun ini ada peningkatan dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Tapi, jika dilihat dari pendapatan hotel itu sendiri, masih jauh. Bisnis hotel masih tertekan dan belum kembali ke level tahun 20019. Okupansi hingga akhir tahun kemungkinan masih akan di rentang 45-46% sampai akhir tahun," kata Maulana.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Nataru, Pengusaha Hotel Mulai 'Kipas-Kipas' Duit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular