Kerja Harian & Dibayar Jam-Jaman Sudah Berlaku, Tempat Kamu?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 October 2022 17:00
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu gunung di workshop sepatu gunung mokzhaware di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (7/6/2021). Bahan yang digunakan terbuat dari bahan baku kulit Nubuck. Dalam sehari pabrik ini bisa memproduksi 50 pasang sepatu. Usmar Ismail (42) mendirikan sebuah brand lokal di bidang fashion sepatu sekitar tahun 2016 lalu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan para pengusaha untuk bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, yang pertama adalah terus melakukan inovasi dan tanggap terhadap kebutuhan market online,
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem kerja harian dengan upah per jam sudah mulai berlangsung, salah satunya terjadi di sektor hotel dan restoran di tengah kondisi sulit. Pengusaha hotel pun tidak menampik kondisi itu sudah terjadi, pasalnya pandemi Covid-19 telah membawa dampak luas terhadap keuangan banyak perusahaan.

"Sistem per jam? Dulu kita terapkan beberapa pelaku usaha yang seperti itu jadi dibayar jam kerja, mereka saking sulit atur keuangan mereka," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/22).

Alhasil untuk sektor pariwisata khususnya hotel dan resto, pola sistem pekerjanya masih banyak yang menggunakan seperti 2021 lalu dimana beranggapan dalam tahap okupansi yang rendah. Serapan tenaga kerja belum cukup baik karena diiringi rata-rata okupansi bisa 40%.

"Hotel pendapatan belum bagus karena kondisi dengan okupansi 40% suplai terlalu besar jadi agak sulit dia mendapatkan high season," sebut Maulana.

Dampaknya terkena langsung pada kondisi keuangan yang belum membaik atau masih tetap, nggak punya dana cadangan, dari sisi tenaga kerja pasti ada dampak. Alhasil sistem efisiensi ketat seperti 2020-2021 masih terus berlanjut bagi pelaku usaha.

"Contoh Bali sudah dibuka border dan ada event G20, lonjakan okupansi di daerah yang jadi tempat G20 meningkat. Apa itu akan stabil? itu jadi pertanyaan. Itu belum bisa dipastikan standar seperti itu, belum bisa dipastikan karena tantangan di luar masih banyak seperti ancaman resesi global, peningkatan harga dan seterusnya," kata Maulana.

Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) yang menaungi industri restoran dan hotel menyebut kini mulai merasakan perubahan status banyak anggotanya dari pekerja tetap menjadi pekerja harian. Kondisi ini pun sudah terjadi di banyak outlet dan jumlahnya kian masif terjadi.

"Banyak, sekarang banyak daily workers. Komposisi sebelum pandemi 1 outlet misal 10 orang, sebelumnya 6 pekerja tetap, 3 pekerja kontrak, 1 pekerja harian. Sekarang berubah jadi 2 pekerja kontrak, 8 harian. Pekerja kontrak level leader, lainnya staff. Begitu komposisi sekarang," ujar Presiden FSPM Husni Mubarok.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merapat! Program Sekolah Staf Presiden Dibuka, Ini Syaratnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular