
Bos PLN Ungkap Bangun Pembangkit Hijau 20,9 GW Itu Tantangan

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyebut rencana untuk menggenjot pengembangan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan tidaklah mudah dan penuh tantangan.
Meski demikian, perusahaan setrum ini terus berupaya untuk mencapai beberapa target yang telah dicanangkan.
Salah satunya seperti yang telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang disebut sebagai RUPTL green. Adapun dalam RUPTL tersebut, porsi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan pada 2030 ditargetkan dapat mencapai 20,9 GW.
"20,9 GW tambahan kapasitas energi terbarukan hingga tahun 2030, 51,6% tambahan pembangkit listrik yang berasal dari energi terbarukan. Merupakan tantangan berat, itu adalah tantangan yang sulit," ujar Darmawan dalam diskusi SOE Commitment on Net Zero Emission di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).
Meskipun berat, namun perusahaan akan terus berkomitmen untuk mengejar target yang sudah tertuang dalam RUPTL tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk mencapai netral karbon atau net zero emissions pada 2060 mendatang.
Pasalnya, tanpa upaya tersebut perusahaan berpotensi menghasilkan emisi karbon dioksida hampir 1 miliar ton per tahun pada 2060. Oleh sebab itu, pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor ketenagalistrikan sudah menjadi keharusan.
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, 1 miliar metrik ton emisi CO2 pada tahun 2060. Mengapa kita melakukan ini? Kita perlu merebut kembali hak-hak manusia untuk bertahan hidup. Dan kami melakukan ini karena hati nurani yang mencerminkan semangat juang yang harus dimiliki manusia untuk bertahan hidup," kata dia.
Ia pun memperkirakan kebutuhan investasi untuk pembangunan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai US$ 600 miliar atau Rp 9.294 triliun (asumsi kurs Rp 15.490 per US$) sampai 2060. Dana tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan listrik nasional pada 2060 yang bakal melonjak menjadi 1.800 Tera Watt hour (TWh).
"Saat ini, sektor energi kira-kira 300 TWh pada tahun 2060 akan menjadi 1.800 TWh," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN Bakal Bangun 'Jaringan Pintar', Apakah Itu?
