
Ekonomi RI Mulai Kena Efek 'Virus Slowdown' China

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China babak belur akibat kebijakan Zero-Covid. Perekonomian China diperkirakan tumbuh 3,2% di 2022, jauh di bawah target pemerintah 5,5%.
Mengutip survei Reuters terhadap 40 ekonom, proyeksi pertumbuhan ini menjadi kinerja terburuk China dalam hampir 5 dekade terakhir. Indonesia diyakini akan terdampak dari pelemahan ini.
Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengungkapkan Indonesia bisa terkena dampak dari sisi perdagangan dan investasi.
Dia meyakini dampaknya akan lebih besar dari gejala resesi di Eropa dan AS, serta efek perang Ukraina. Pasalnya, China berkontribusi terhadap ekspor-impor dengan Indonesia sangat besar. Bayangkan 33,8% impor kita dari China, dan tujuan ekspor ke China porsinya 21,8%.
Dari segi negara asal investasi, dalam periode 2016-2020 realisasi investasi China melompat dari 2,6 miliar USD menjadi 4,8 miliar USD (data BPS).
"Sedikit saja China batuk, maka Indonesia akan mengalami tekanan ekonomi dalam beberapa bulan kedepan. Resesi bisa lebih cepat," tegas Bhima, Senin (17/10/2022).
Dia membenarkan bahwa efek gelapnya prospek ekonomi China mulai tampak pada jalur perdagangan pada September 2022.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke China tercatat turun 0,09% atau US$ 5,7 juta menjadi US$ 2,09 miliar.
Sementara itu, impor Indonesia dari China turun lebih dalam, yakni 13,44% menjadi US$ 5,69 miliar.
Bhima mengungkapkan pelemahan ekonomi di China bergantung pada kebijakan Zero-Covid.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Properti, Warga China Tolak Bayar KPR