Juragan Sawit, Sabar Ya! Harga CPO Masih Susah 'Terbang'
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi masih akan tertahan maksimal di MYR4.000 per ton. Hal itu, kata dia, sejalan dengan tren harga minyak mentah dunia saat ini.
Tradingeconomics mencatat, harga CPO di sesi perdagangan hari ini, Senin (17/10/2022 pukul 13.14 WIB), bergerak di rentang MYR3.790-3.800 per ton. Setelah sempat anjlok ke level terendah tahun 2022 ke level MYR3.226 per ton di 28 September 2022.
"Harga masih akan cenderung tertahan saja. Agak berat untuk tembus MYR4.000 per ton karena harga minyak dunia juga sudah mulai turun," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi kepada CNBC Indonesia, Senin (17/10/2022).
"Harga CPO saat ini berfluktuasi di rentang MYR3.400-4.000 per ton karena pasar khawatir dengan potensi the Fed menaikkan suku bunga hingga 5% atau lebih tinggi di kuartal pertama 2023," tambah Lionel.
Terkait efek penguatan dolar AS atas rupiah, Lionel menambahkan, hal itu tidak akan berdampak ke harga CPO di dalam negeri.
"Efek pelemahan rupiah hanya berdampak menguntungkan ke profit pengusaha, tidak ke harga," kata Lionel.
Hal senada disampaikan Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono.
"Kalau saat ini rasanya belum ada isu pasar minyak nabati dunia akan bullish," kata Eddy kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (17/10/2022).
Stok Terus Susut
Sementara itu, Gapki mencatat, stok CPO Indonesia per Agustus 2022 terus menyusut hingga jadi 4,03 juta ton. Memang, masih lebih tinggi dibandingkan Agustus 2021 yang tercatat 3,43 juta ton.
Di bulan Juli 2022, stok akhir CPO Indonesia tercatat masih 5,90 juta ton.
"Ekspor sudah berjalan normal. (Ketersediaan dan kelancaran kapal serta biaya logistik) sudah normal," kata Eddy.
Sementara itu, pemerintah masih memberlakukan kebijakan wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) untuk penentuan kuota ekspor.
Menanggapi hal itu, Eddy menduga, pemerintah masih mempertahankan DMO untuk menjaga harga tidak melonjak.
"Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan DMO ini, kemungkinan untuk menjaga kalau harga CPO internasional naik tajam," ujar Eddy.
Pajak Ekspor Turun
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menetapkan, harga referensi CPO untuk pengenaan bea keluar (BK) dan tarif layanan Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar US$713,89 per metrik ton.
Angka referensi ini berlaku untuk periode mulai 16 Oktober hingga 31 Oktober 2022.
Harga ini turun dibandingkan periode 1-15 Oktober 2022 yang ditetapkan sebesar US$792,19 per metrik ton. Yang juga turun dibandingkan periode 2 pekan sebelumnya.
Dengan begitu, BK yang berlaku untuk setiap ekspor CPO pada periode 16-31 Oktober 2022 juga turun.
Berdasarkan lembar Lampiran C Peraturan Menteri Keuangan (PMK) N0 123/PMK.010/2022 tentang Perubahan Kedua atas PMK No 39/PMK.010/2022 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, untuk harga referensi US$680-730 per ton dikenakan tarif BK pada kolom 2, yaitu US$3 per ton.
Dengan begitu, setiap ekspor CPO di periode 16-31 Oktober hanya perlu membayar pajak US$3 per ton karena pungutan ekspor BPDPKS masih digratiskan alias nol hingga akhir bulan Oktober 2022.
(dce/dce)