Memacu Industri Pertambangan RI Lewat Digitalisasi

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
13 October 2022 17:45
Ini 5 Harta Karun Tambang RI yang Diekspor ke Malaysia
Foto: Infografis/Ini 5 Harta Karun Tambang RI yang Diekspor ke Malaysia/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN Holding Industri Pertambangan yakni MIND ID bersama dengan anak-anak usahanya sedang giat mengembangkan digitalisasi di areal pertambangannya. Hal ini sebagai syarat perusahaan memacu produksi pertambangan yang lebih efisien dan terukur.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso menyatakan, dengan potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia, khususnya di sektor tambang, harus didukung teknologi Smart Mining. Dengan begitu pengelolaan sumber daya alam bisa lebih terukur.

"MIND ID mengedepankan inovasi dan perbaikan berkelanjutan, selalu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan teknologi," kata dia dalam siaran pers, Rabu (28/9/2022).

Menurutnya langkah tersebut sejalan dengan salah satu pilar sustainability pathway MIND ID, yaitu pilar Smart Operation. Dia menegaskan MIND ID terus mendorong terciptanya inovasi untuk memaksimalkan proses bisnis dan kegiatan operasional. "Grup MIND ID tetap memperhatikan komitmen pelaksanaan praktik pertambangan yang baik (good mining practices)," tambah Hendi.

Sebagai contoh dalam mengolah, memonitor, dan mengontrol sistem pengolahan air tambang. MIND ID telah mengembangkan aplikasi digital bernama Mastermine. Sistem yang terintegrasi secara digital ini, dapat meningkatkan efektifitas manajemen limbah tambang.

Presiden RI Joko Widodo juga telah meresmikan secara langsung praktik smart operation di PT Freeport Indonesia yang menjadi pelopor dalam penerapan teknologi 5G Smart-Mining pertama di Asia Tenggara. Teknologi tersebut dapat mendukung digitalisasi dan transformasi operasional industri pertambangan di Indonesia.

Teknologi 5G Underground Smart Mining ini akan mendukung otomatisasi dan kendali jarak jauh untuk meningkatkan keselamatan kerja dan produktivitas pertambangan di PTFI.

MIND ID bertekad untuk mewujudkan pertambangan berkelanjutan, melalui digitalisasi diharapkan dapat memaksimalkan produktivitas dan menciptakan lingkungan pertambangan yang lebih efisien, efektif dan ramah lingkungan.

"Digitalisasi Industri Pertambangan telah menjadi salah satu aspek utama yang menjadi perhatian perusahaan. Transformasi operasional secara bertahap menjadi digital dilakukan untuk memberikan nilai tambah di seluruh rantai proses penambangan dan pengolahan mineral. Selain itu upaya tersebut juga bertujuan untuk mewujudkan aktivitas operasional yang optimal sekaligus efisien," tutur Hendi.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan pengembangan tambang di kedalaman lebih dari 1.500 meter di bawah permukaan tanah memiliki risiko keselamatan tinggi bagi karyawan dan aset perusahaan lainnya. Sehingga hal tersebut memerlukan perencanaan yang cermat, penerapan teknologi yang tepat, serta sumber daya manusia yang mumpuni.

"PTFI telah menerapkan Advanced Digital Technology dalam operasional tambang bawah tanah melalui pengembangan sistem kendali jarak jauh menggunakan teknologi WiFi sejak 2006. Kehadiran inovasi baru teknologi 5G di area penambangan PTFI akan lebih menguatkan posisi strategis PTFI sebagai pemimpin dalam industri tambang Indonesia," papar dia.

Operasikan Tambang Via Gawai

Salah satu anak holding BUMN Pertambangan yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), memiliki aplikasi (CISEA) untuk memantau aktivitas pertambangan secara real time melalui ponsel sejak 2020.

Corporate Secretary PTBA Apollonius Andwie menjelaskan CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus, yaitu Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar (SSR), Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING), hingga Corporate Social Responsibility (CSR).

"Transformasi digital merupakan bagian dari langkah PTBA untuk menjalankan good mining practice. Penggunaan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (03/10/2022).

Dia memaparkan, dengan terintegrasinya SCADA dalam platform CISEA, jarak tempuh tidak menjadi masalah untuk melakukan software maintenance, troubleshooting, dan analisa terhadap sistem kendali di PTBA. Analisis data dinilai lebih mudah dan akurat karena semua data operasional disimpan secara otomatis dan real time.

Sementara itu melalui Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, produktivitas dan efisiensi pertambangan dapat ditingkatkan. Di mana data produksi, real time performance unit dan operator, loss time, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (loader, hauler, ancillaries), status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang, safety operasional, water monitoring, rain monitoring tersedia di ponsel.

"Lalu dengan Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api dilakukan secara otomatis dan bisa dipantau dengan ponsel. Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta lebih cepat. Kapasitas pengeluaran batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan pun jadi lebih besar dibanding pesaing," lanjut Apollonius.

Kemudian untuk SSR dapat memantau lereng tambang secara real time dan detail. Kata Apollonius, SSR mampu mendeteksi pergerakan kecil yang tidak terdeteksi oleh alat monitoring lainnya. "Dengan begitu, konservasi sumber daya batu bara dapat ditingkatkan. Biaya atas risiko terjadinya longsor diminimalkan," ungkapnya.

Terakhir adalah Digital Telemetri yang menyediakan data curah hujan secara real time melalui CISEA. Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air yang tidak sesuai baku mutu.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular