Dunia Dalam Bahaya, Sri Mulyani: Bisa Berlanjut ke 2023!

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 October 2022 07:50
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi keterangan pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB),  Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, (16/8/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi keterangan pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, (16/8/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan situasi dunia kini dalam bahaya. Tidak hanya untuk periode tahun ini, namun juga bisa merambat hingga 2023.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat membuka pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS), yang disiarkan melalui akun Youtube Bank Indonesia, Kamis (13/10/2022)

"Kita bisa memproyeksikan bahwa situasi global ini pada 2022 dan mungkin bisa berlanjut hingga 2023." ungkapnya.

Proyeksi tersebut juga mengacu kepada laporan yang baru dikeluarkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) bertajuk 'WORLD ECONOMIC OUTLOOK: COUNTERING THE COST-OF-LIVING CRISIS'.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2%. Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi 2023 dari menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Resesi dipastikan akan menimpa Amerika Serikat (AS) dengan proyeksi pertumbuhan 1,6% pada 2022 dan turun menjadi 1% pada 2023. Eropa bahkan lebih buruk dengan proyeksi 3,1% menjadi 0,5% pada 2023.

Jepang cenderung stabil di mana untuk tahun 2022 dan 2023, ekonomi tumbuh masing-masing 1,7% dan 1,6%. China alami peningkatan dari 3,2% pada 2022 dan 4,4% pada 2023. India diproyeksikan tumbuh 6,8% dan 6,1%, Brasil 2,8% dan 1% serta Meksiko 2,1% dan 1,2%.

"Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengajak semua anggota G20 untuk bersama-sama mendukung pemulihan ekonomi. "Tantangan ekonomi global yang kompleks tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri, diperlukan tindakan kolektif dari kelompok yang terdiri dari 85% ekonomi dunia," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

APBN Surplus Berturut-turut, Sri Mulyani: Kami Tak Jumawa!


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading