2023 Sepertiga Dunia Bakal Makin 'Gelap', Sudah Ada Korban

Tim Redaksi, CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
Kamis, 13/10/2022 06:15 WIB
Foto: Logo Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia dalam bahaya. Harga-harga yang meningkat akibat inflasi telah memicu krisis biaya hidup di berbagai negara.

Selain itu, ketatnya suku bunga acuan diberbagai negara dan perang yang tak kunjung usai membuat tekanan semakin besar bagi banyak negara.


Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat sepertiga ekonomi di dunia telah mengalami resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

IMF memperkirakan ekonomi dunia diproyeksi hanya tumbuh 2,7% dari sebelumnya 2,9%.

Alhasil, Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengungkapkan IMF melihat sekitar sepertiga ekonomi dunia menghadapi dua kuartal berturut-turut pertumbuhan negatif.

"Kontraksi dalam PDB riil yang berlangsung setidaknya selama dua kuartal berturut-turut (yang oleh beberapa ekonom disebut sebagai resesi teknis) terlihat di beberapa titik selama 2022-23 di sekitar 43 persen ekonomi dengan perkiraan data triwulanan (31 dari 72 ekonomi)," ungkap IMF dalam paparan World Economic Outlook (WEO), dikutip Kamis (13/10/2022).

Sementara itu, inflasi global diperkirakan melonjak hingga 8,8% pada 2022 dan 6,5% pada 2023. Lonjakan inflasi menyebar ekonomi maju dengan variabel yang lebih besar di negara maju dan negara berkembang.

Gourinchas menambahkan bahwa tiga ekonomi terbesar, Amerika Serikat, China, dan kawasan Euro akan mengalami tekanan.

"Secara keseluruhan, guncangan tahun ini akan membuka kembali luka ekonomi yang baru sembuh sebagian pascapandemi. Singkatnya, yang terburuk belum datang dan, bagi banyak orang, 2023 akan terasa seperti resesi," ujarnya.

Dalam rilis WEO terbaru, IMF memperkirakan sejumlah negara akan mengalami pertumbuhan negatif.

Jerman dan Italia akan menjadi dua negara yang tergelincir dalam resesi tahun depan. Hal ini disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis terbarunya, Selasa (11/10/2022).

"Jerman dan Italia akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan, menjadi ekonomi maju pertama yang mengalami kontraksi setelah invasi Rusia ke Ukraina," tulis IMF.

Ekonomi Jerman akan menyusut 0,3%. Sementara Italia akan berkontraksi 0,2%. Namun, di sisi lain, Rusia juga akan masuk ke jurang resesi.

Selain negara tersebut, pasien terparah IMF adalah Argentina dan Sri Lanka.

Utang Argentina yang sebesar triliunan dolar melebihi utang Sri Lanka yang sebesar US$ 51 miliar. Argentina memiliki total utang setara lebih dari Rp 515 ribu triliun bila di rupiahkan dengan kurs Rp 15.290 per dolar Amerika Serikat.

Sementara itu, program restrukturisasi utang yang akan dijalankan Sri Lanka hingga saat ini belum diputuskan. Namun, IMF memastikan Sri Lanka akan dikecualikan dalam proyeksi WEO mulai 2022 hingga 2027.

Yang menarik, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa 28 negara di dunia tengah antre untuk mendapatkan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Banyaknya antrean pasien IMF ini dipicu oleh ketidakpastian global yang semakin kuat.

Indonesia Mission Chief, Asia and Pacific Department, IMF Cheng Hoon Lim mengungkapkan bahwa 28 negara tersebut umumnya datang dari sub-Sahara Afrika.

Adapun, permasalahan yang menekan negara-negara tersebut umum adalah krisis pangan.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI - Australia Terancam Resesi