Ramalan Jokowi Nyata! Ramai Negara Jatuh ke Krisis Utang

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
12 October 2022 10:00
Keterangan Pers Presiden Jokowi, Istana Negara, 10 Oktober 2022. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Keterangan Pers Presiden Jokowi, Istana Negara, 10 Oktober 2022. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan telah mengingatkan bahwa banyak negara yang sudah jatuh ke dalam krisis utang akibat dinamika ketidakpastian ekonomi global.

Jokowi bahkan belum lama ini menyebut tanda-tanda kegelapan ekonomi dunia semakin terlihat. Jokowi mengaku telah mendapatkan informasi ini langsung dari pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-World Bank Meeting) di Amerika Serikat.

"Dari pertemuan di Washington DC, 28 negara sudah antre di markasnya IMF menjadi pasien," Jokowi.

Pernyataan Jokowi pun benar adanya. Argentina kini menjadi salah satu negara yang ekonominya 'hancur lebur' karena utang. Utang negara Lionel Messi itu kini sudah mencapai Rp 515 ribu triliun.

Jumlah utang jumbo Argentina itu membuat rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) mereka mencapai 80.5% pada 2021. Argentina sendiri telah menjadi pasien IMF. Negara ini telah mengantongi bailout sebesar US$ 45 miliar pada tahun ini.

Sementara itu, dari WEO yang dipublikasi IMF, Jerman dan Italia akan menjadi dua negara yang tergelincir dalam resesi tahun depan. Hal ini disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis terbarunya, Selasa (11/10/2022).

"Jerman dan Italia akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan, menjadi ekonomi maju pertama yang mengalami kontraksi setelah invasi Rusia ke Ukraina," tulis IMF.

Ekonomi Jerman akan menyusut 0,3%. Sementara Italia akan berkontraksi 0,2%. Namun, di sisi lain, Rusia juga akan masuk ke jurang resesi.

IMF memperkirakan ekonomi Rusia akan berkontraksi 2,3% pada 2023.

"Konflik telah menyebabkan krisis energi yang parah di Eropa yang secara tajam meningkatkan biaya hidup dan menghambat kegiatan ekonomi," kata IMF.

"Secara lebih luas, konflik juga telah mendorong harga pangan di pasar dunia... menyebabkan kesulitan serius bagi rumah tangga berpenghasilan rendah di seluruh dunia, dan terutama di negara-negara berpenghasilan rendah," papar IMF.

Selain negara-negara tersebut, Chile juga diproyeksi membukukan pertumbuhan minus pada tahun depan sebesar 1,0%. Sementara itu, Sri Lanka dipastikan dikecualikan dalam proyeksi IMF untuk periode 2023-2027 karena masih berlangsungnya diskusi negara tersebut dengan lembaga moneter internasional ini terkait dengan program restrukturisasi utang.

Jokowi pun mengungkapkan ketidakpastian dan volatilitas yang menyelimuti dunia semakin tinggi.

"Dari yang dulunya relatif mudah diprediksi, mudah dihitung, mudah dikalkulasi menjadi dunia yang sulit dihitung, diprediksi, dikalkulasi. Penuh ketidakpastian tinggi dan volatilitas tinggi," kata Jokowi.

Alhasil, pertumbuhan global pada 2023 diproyeksi hanya akan tumbuh 2,2% dari proyeksi awal 3%.

Hal ini dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina yang memporakporandakan ekonomi dunia, menurut Jokowi.

"Inilah yang sering disampaikan membayar harga dari sebuah perang yang harganya sangat mahal sekali," tegasnya Jokowi.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sebut Ekonomi 60 Negara Terancam Ambruk, RI Termasuk?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular