Klaim Anies: Banjir Jakarta Cepat Surut Dibanding Era Ahok

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 October 2022 10:15
Banjir Kemang. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Banjir di Kemang, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeklaim banjir di Ibu Kota kini mulai tertangani lebih baik dari era-era sebelum masa kepemimpinannya.

Menurut Anies, banjir di Jakarta saat ini lebih cepat surut. Dia mencontohkan saat banjir besar mengepung Jakarta pada awal 2020 silam.



Saat itu, menurut dia, dengan volume air 377 milimeter per hari atau lebih besar dari banjir pada 2015, banjir surut dalam waktu kurang dari empat hari. Kata Anies, kurun waktu itu lebih cepat dibanding banjir pada 2015, meski volume air lebih rendah hanya mencapai 277 milimeter per hari.

"Surutnya banjir ini tercatat lebih cepat dari kejadian banjir di tahun-tahun sebelumnya, seperti yang terjadi di tahun 2015, di mana dengan curah hujan yang lebih rendah yakni 277 mm/hari, 95% wilayah tergenang baru dapat surut dalam waktu 168 jam," kata Anies dalam rilis resmi, Minggu (9/10/2022).

Sebagai catatan, pada 2015, Jakarta dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP.

Secara umum, Anies mengatakan sistem drainase untuk menangani banjir di Ibu Kota memiliki batas maksimal. Dia mengatakan kapasitas tampungan drainase DKI berkisar 100-150 mm/hari

Oleh karena itu, menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, jika curah hujan di bawah batas maksimal tersebut, dia memastikan Jakarta tak akan tergenang banjir. Begitu pula sebaliknya.

"Di sisi lain, apabila curah hujan ekstrem berada di atas angka 100 mm/hari, mau-tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir," katanya.

Lebih lanjut, Anies juga mencontohkan saat banjir merendam Jakarta pada 2007. Ketika itu, katanya, hujan ekstrem mengguyur Jakarta dengan volume 340 mm/hari. Banjir merendam 955 RW dan 270.000 lebih warga mengungsi.

Sedangkan pada 2020, dengan curah hujan lebih tinggi, jumlah RW yang tergenang dan warga yang mengungsi relatif lebih sedikit, yakni 390 RW dan 36.000 warga yang mengungsi.

"Hal ini menandakan dampak banjir di Jakarta dapat semakin terkendali," kata Anies.

Anies mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai program yang tidak berorientasi pada betonisasi.

Beberapa di antaranya seperti program Gerebek Lumpur di 5 wilayah Kota Administrasi. Cara itu dilakukan dengan pengerukan lumpur di danau, sungai, dan waduk.

Menurut dia, cara itu dilakukan untuk mengurangi proses pendangkalan dengan mengerahkan alat berat berskala hingga tiga kali lipat dari kapasitas normal.

Berita selengkapnya >>> Klik di sini


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies Soal Banjir Tewaskan Siswa MTS 19: Jangan Terulang Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular