Perbandingan Utang Arab Saudi, AS & RI, Siapa Paling Besar?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 October 2022 21:50
Presiden China Xi Jinping (kanan) mengundang Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud
Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) mengundang Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kiri) untuk melihat pengawal kehormatan selama upacara penyambutan di dalam Aula Besar Rakyat, Beijing, China, Kamis (16/3/2017). Atas undangan Presiden Xi Jinping, Raja Salman Bin Abdul-Aaziz Al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada 15-18 Maret 2017. (Photo by Lintao Zhang/Getty Images)

Tak kalah mencengangkan, Negeri Paman Sam memiliki utang jumbo. Bahkan nilainya ratusan ribu triliun.

Per awal Oktober, utang nasional Amerika Serikat (AS) melejit ke rekor tertingginya senilai US$ 31,1 miliar atau setara Rp 472,4 ribu triliun (kurs Rp 15.190) pada awal pekan ini.

Tingginya utang tersebut tak lepas dari kebijakan pinjaman besar-besaran selama pandemi Covid-19 untuk membantu menopang perekonomian negara. Pasalnya, penyebaran virus corona telah melumpuhkan ekonomi AS yang ditandai dengan jatuhnya pasar tenaga kerja dan terganggunya rantai pasokan.



Utang yang belum dibayar pun telah meningkat hampir US$ 8 triliun sejak awal 2020, dengan laju penambahan US$ 1 triliun hanya dalam delapan bulan.

Adapun, pinjaman yang terjadi di bawah pemerintahan Trump dan di awal pemerintahan Biden datang pada saat suku bunga rendah.

Saat ini, selama periode inflasi yang tinggi secara historis dan serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh bank sentral, Federal Reserve, dalam pertempurannya untuk menjinakkan kenaikan harga, biaya pinjaman jadi jauh lebih tinggi.

Komite Anggaran Fiskal yang Bertanggung Jawab (CRFB) bulan lalu memperkirakan bahwa kebijakan Presiden Joe Biden dapat menambah defisit hingga US$ 4,8 triliun antara tahun 2021 dan 2031.

"Peminjaman yang berlebihan akan menyebabkan tekanan inflasi yang berkelanjutan, mendorong utang nasional ke rekor baru segera setelah 2030 dan pembayaran bunga federal tiga kali lipat selama dekade berikutnya - atau bahkan lebih cepat jika suku bunga naik lebih cepat atau lebih dari yang diharapkan," tulis CRFB, dikutip CNN International, Sabtu (8/10/2022).

Mengutip data Departemen Keuangan, tingkat pinjaman Amerika telah melonjak selama dekade terakhir. Utang publik yang beredar mencapai US$ 10,6 triliun ketika mantan Presiden Barack Obama menjabat pada 20 Januari 2009; US$ 19,9 triliun ketika mantan Presiden Donald Trump menjabat pada 20 Januari 2017; dan US$ 27,8 triliun ketika Biden menjabat pada 20 Januari 2021.

(dhf/dhf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular