
Ini Strategi BI dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas ekonomi saat ini masih terjaga di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan pihaknya memiliki strategi dalam menjawab tantangan ekonomi global.
Ia yakin strategi tersebut dapat menjaga perekonomian dalam menghadapi ketidakpastian global, tekanan inflasi, serta pemulihan ekonomi dari Covid-19 yang hampir berakhir.
"Kami memiliki tiga strategi untuk menjawab tantangan ekonomi yaitu sinergi, sinergi, dan sinergi," jelas Aida dalam West Java Investment Summit 2022 Day 1: Green Investment - Food Security and Renewable Energy, Rabu (5/10/2022).
Untuk itu lanjutnya, BI memiliki lima reformasi kebijakan untuk memastikan pemulihan ekonomi, yaitu mengakselerasi sektor riil, stimulus secara fiskal dan moneter, mengakselerasi dan transformasi sektor keuangan, sistem inklusi keuangan, dan juga ekonomi hijau yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
"Kebijakan moneter berorientasi pada menjaga stabilitas atau profitabilitas, sedangkan empat kebijakan lainnya yaitu sistem pembayaran makro prudensial, pendalaman pasar keuangan serta kebijakan usaha kecil dan menengah, serta ekonomi, ekonomi dan keuangan syariah difokuskan pada percepatan pemulihan ekonomi yang pro pertumbuhan," rinci Aida.
Tidak cuma itu, BI juga terus mempercepat pendalaman pasar keuangan guna mendukung kebutuhan investasi yang terus meningkat.
Indonesia memiliki ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44% (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01% (yoy). Akselerasi kinerja ekonomi ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap tinggi.
"Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal perbankan yang solid. Indikator ekonomi dan keuangan digital tetap kuat. Ke depan, pertumbuhan ekonomi yang solid diperkirakan akan tetap ada," jelas Aida.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan BI untuk memerangi krisis pangan dan inflasi di Jawa Barat. Hal itu dilakukan melalui Urban Farming di pedesaan.
Urban farming sendiri merupakan usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar masyarakat. Dalam hal ini, Pemerintah Jawa Barat dan Bank Indonesia menerapkan urban farming yang juga memiliki multiplier effect terhadap ketahanan ekonomi daerah.
Adapun ide ini berangkat dari kang Emil yang pernah menjadi aktivis masyarakat sipil yang membentuk gerakan urban farming Indonesia sebelum menjadi gubernur. Dia pun menerapkan gerakan ini sejak menjadi gubernur Jawa Barat pada tahun 2018 dimana saat itu Jawa Barat memiliki 1000 Lebih pedesaan terbelakang karena krisis pangan dan ekonomi.
Berkat Urban Farming, di tahun 2022 Jawa Barat tidak lagi memiliki desa tertinggal dan sangat tertinggal di Jawa Barat. Hal ini tentunya juga dibarengi dengan strategi ekonomi pemerintah Jawa Barat yang terus mengaplikasikan kemajuan untuk diterapkan di desa, seperti desa digital.
"Hal tersebut mengurangi situasi pedesaan tertinggal menjadi nol, dan kami memiliki desa mandiri yang dinobatkan sebagai desa terbaik. Dari 37 desa di 2018, angkanya meningkat secara eksponensial menjadi 1100 desa teratas dalam hal ekonomi," pungkasnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Besok RI Pilih Presiden Baru, BI Sebut Keyakinan Konsumen Meningkat
