Putin Belum Tamat, Ini 'Senjata' Baru Rusia Serang Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia memiliki 'senjata' baru menyerang Ukraina. Negeri itu berhasil menambah 200.000 pasukan untuk segera diterjunkan di medan perang.
Mereka didapat dalam dua pekan melalui kebijakan mobilisasi alias wajib militer pemerintah Presiden Vladimir Putin. Ini guna menopang kembali pasukan Moskow dalam perang dengan Kyiv pasca kekalahan yang terus terjadi.
"Sampai hari ini lebih dari 200.000 orang telah masuk tentara," tegas Menteri Pertahanan Moskow Sergei Shoigu, dikutip AFP, Selasa (4/10/2022).
"Mereka yang dimobilisasi sedang dilatih di 80 tempat pelatihan dan enam pusat pelatihan," tambahnya.
Shoigu sendiri meminta komandan militer untuk semakin mempercepat perekrutan. Targetnya 300.000 orang akan diterjunkan dalam perang.
"Melakukan pelatihan tambahan dengan di bawah bimbingan perwira dengan pengalaman tempur," katanya lagi.
"Orang yang dimobilisasi akan dikirim ke zona pertempuran setelah pelatihan dan koordinasi tempur," tambahnya.
Sebelumnya, mobilisasi Kremlin ini telah menimbulkan eksodus pria usia militer dari Rusia. Ribuan melarikan diri ke banyak negara.
Di Kazakhstan misalnya, 200.000 orang telah menyeberang ke dalamnya dalam dua minggu. Putin sendiri turun tangan menenangkan ketakutan warga dan mendesak pihak berwenang "memperbaiki kesalahan dalam perekrutan mobilisasi".
Putin Cabut Nyawa Warga Rusia?
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan seluruh masyarakat, termasuk jajaran pemerintahan Rusia, untuk berhati-hati dengan Putin. Ia memperingatkan Rusia bahwa mereka akan dibunuh satu per satu selama Putin berkuasa.
Zelensky memaparkan hal ini dapat terjadi jika Rusia gagal melakukan misi mereka di Ukraina. Dengan dalih tersebut, Putin dapat menghukum ringan hingga berat para anggota pemerintahannya.
"Ini adalah bel pertama yang harus didengar di semua tingkat pemerintahan Rusia," kata Zelensky, seperti dikutip dari Roya News.
"Sampai Anda semua menyelesaikan masalah dengan orang yang memulai perang tidak masuk akal melawan Ukraina ini, Anda akan dibunuh satu per satu, dijadikan kambing hitam karena tidak mengakui bahwa perang ini adalah kesalahan sejarah bagi Rusia," tambahnya.
Peringatan dari Zelensky bukan tanpa sebab. Setelah pihak Rusia dipukul mundur pasukan Ukraina, Putin mulai memberikan keputusan-keputusan yang dianggap aneh.
Salah satunya adalah Putin memecat Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Dmitry Bulgakov, beberapa waktu lalu. Keputusan ini diambil karena pasukan Rusia mulai goyang selama dua minggu terakhir.
Mobilisasi juga termasuk. Pasalnya warga yang tak punya bekal kemampuan berperang, besar kemungkinan akan kehilangan nyawa.
Perang Rusia ke Ukraina sudah berlangsung selama tujuh bulan. Ukraina disebut mulai merebut kembali beberapa kota, termasuk yang terbaru Lyman.
Perang telah membuat sedikitnya 5.000 korban tewas di data PBB. Dari data Agustus, 13 juta orang sudah mengungsi dari Ukraina.
(sef/sef)