Kang Emil Wanti-Wanti RI Soal China, Ternyata Gara-Gara Ini

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
04 October 2022 21:25
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil (Foto: Mochamad Solehudin/detikcom)
Foto: Gubernur Jabar, Ridwan Kamil (Foto: Mochamad Solehudin/detikcom)

Bandung, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mewanti-wanti RI terhadap China, khususnya terkait perdagangan nikel. Bukan tanpa alasan, dia mengungkapkan, nikel Indonesia yang diekspor ke China justru dijual lagi oleh Negeri Tirai Bambu ini kepada "raksasa" kendaraan listrik dunia, Tesla.

Kang Emil, sapaan akrabnya, mengatakan berdasarkan kabar yang diterimanya, Tesla kerap membeli pasokan bahan baku nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listriknya dari China. Sementara itu, China justru membeli pasokan nikel dari Indonesia.

"Kita harus hati-hati dengan Tiongkok, dia ambil nikel dari Sulawesi sebagian untuk ke kita sebagian ke Tiongkok. Tesla saya dengar malah beli dari Tiongkok, nikelnya dari kita. Jadi rada gimana menurut saya kurang etis," tutur Ridwan, di Bandung, dikutip Selasa (4/10/2022).

Seperti diketahui, Indonesia kini memang tengah mendorong hilirisasi nikel di Tanah Air. Salah satu upayanya yaitu dengan menghentikan ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020 lalu.

Tak ayal, banyak investor berdatangan untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Tanah Air. Namun, mayoritas investor smelter nikel ini berasal dari China.

Salah satu mega proyek smelter nikel yang besar yakni dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah, tepatnya Kawasan Industri Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Adapun produk nikel yang dihasilkan IMIP ini mulai dari Nickel Pig Iron, feronikel, hingga stainless steel.

Tak hanya itu, IMIP juga memiliki smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam wawancara dengan CNBC Indonesia menegaskan bahwa Indonesia telah mengamankan dan menempatkan diri sebagai pemain global utama untuk nikel. Meski demikian, perjanjian pembelian nikel Tesla tersebut dilakukan oleh perusahaan Elon Musk lewat pabrikan baterai China yang beroperasi di Indonesia.

Pasca kunjungan ke Indonesia pada 22 Mei, Tesla akhirnya memberikan lampu hijau untuk mengamankan pasokan nikel Indonesia dan telah menandatangani kontrak dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co untuk pasokan langsung baterai lithium-ion dari Morowali Industrial Park.

Zhejiang Huayou Cobalt sendiri merupakan produsen kobalt utama dunia dan di Indonesia diketahui memiliki pabrik HPAL Huayue Nickel Cobalt (HNC) yang suplainya disediakan oleh PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Sementara SCM sendiri mayoritas sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh PT Hamparan Logistik Nusantara, perusahaan yang baru-baru ini 55,67% sahamnya diakuisisi oleh Merdeka Copper Gold (MDKA) dengan nilai total Rp 5,4 triliun

Meski tidak membeli langsung dari perusahaan Indonesia, kontrak Zhejiang sendiri cukup besar atau senilai US$ 5 miliar setara dengan Rp 75 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Luhut menyebut smelter nikel beroperasi di Morowali dan bekerja sama dengan belasan industri di sana.

Sementara itu, produsen ternary precursor asal China CNGR diketahui bekerja sama dengan Aneka Tambang (ANTAM) untuk pembangunan dan pengembangan proyek Kawasan Industri bersama.

Kerja sama ini akan mengadopsi teknologi terbaru pembangunan lini produksi nikel yang berkomitmen pada pengurangan karbon dan green development. Lini produksi pertambangan dan peleburan direncanakan untuk mencapai kapasitas tahunan total 80.000 ton nikel dalam matte, yang akan menghasilkan bahan baku baterai untuk energi baru atau kendaraan listrik.

Sebelumnya Zhejiang Huayou Cobalt dan CNGR Advanced Material awal bulan ini menandatangani perjanjian harga dengan Tesla untuk mengamankan pasokan hingga 2025, menurut pernyataan bursa saham terpisah dari perusahaan.

Kesepakatan tersebut adalah untuk bahan ternary precursor -- bahan kimia yang merupakan kunci untuk menyimpan energi dalam baterai lithium-ion.

Kontrak Tesla dengan Zhejiang Huayou dimulai dari Juli 2022 hingga Desember 2025, di mana penambang kobalt tersebut mengatakan harga produk akan dikenakan harga pasar untuk nikel, kobalt dan mangan, serta biaya pemurnian. Sedangkan CNGR Advanced Material akan berlangsung pada 2023 hingga 2025.

Baik Huayou dan CNGR termasuk di antara daftar pemasok langsung yang disebutkan oleh Tesla dalam laporan dampak tahunan (annual impact report) 2021.

Pengumuman kontrak Tesla datang ketika sejumlah pembuat mobil besar berusaha untuk mengamankan pasokan nikel untuk baterai demi menghadapi potensi pengetatan pasokan yang membayangi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biar Harta Karun RI Gak Habis, Ini Siasat Anak Buah Luhut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular