'Harta Karun' Tak Sengaja Ditemukan di Tol, Proyek Disetop?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
04 October 2022 13:46
Situs di sekitar tol Pandaan-Malang. (Foto: detikjatim/Muhammad Aminudin)
Foto: Situs di sekitar tol Pandaan-Malang. (Foto: detikjatim/Muhammad Aminudin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pembangunan proyek tol di Jawa sering kali tepat melintasi temuan 'harta karun' situs bersejarah. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah proyek disetop atau dibuat alternatif lain? Kejadian seperti ini terjadi pada proyek tol Solo-Yogyakarta dan tol Pandaan-Malang.

Ternyata Kementerian PUPR sangat memperhatikan serta peduli dengan keberadaan bangunan bersejarah, situs-situs cagar budaya yang berada di jalur proyek tol. Solusinya adanya penyesuaian desain jalan tol yang pernah dilakukan di wilayah Jawa Tengah adalah adanya rekayasa konstruksi jalan tol yang semula at grade menjadi elevated (melayang) untuk menghindari situs Yoni yang ada di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten - Jawa Tengah.

Sebelumnya pada awal 2022, sempat geger soal penemuan artefak berupa batu Yoni di proyek tol Solo-Yogyakarta. Penemuan ini sempat viral beberapa waktu lalu, bahkan mengundang masyarakat berdatangan untuk menyaksikan langsung artefak tersebut, tepatnya di lokasi proyek tol Solo-Yogyakarta.

Artefak yoni di Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, diduga merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 8-9 masehi.

Yoni yang dikenal oleh warga dengan sebutan Candi Asu ditemukan itu tersebar di kebun dan sawah yang diperkirakan sudah ada sejak seribuan tahun lalu.

Dengan temuan ini, pembangunan jalan tol pun terpaksa harus mengalami perubahan. Desain tol diubah sehingga pembangunan trase tol yang tadinya dilakukan menapak diubah menjadi melayang.

"Salah satu penyesuaian desain tol yang pernah dilakukan untuk di wilayah Jawa Tengah adalah adanya rekayasa konstruksi jalan tol yang semula at grade menjadi elevated (melayang) untuk menghindari situs Yoni yang ada di desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah," mengutip laman PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Rabu (28/9/2022).

Pembangunan Jalan Tol Solo - Yogyakarta - YIA Kulon Progo yang membentang sepanjang 96,57 kilometer, melintasi dua provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,64 Km, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. sepanjang 60,93 Km.

Pelaksanaan konstruksi sudah memasuki pengerjaan Seksi 1 ruas Kartosuro - Purwomartani sepanjang 42,38 Km terbagi menjadi Paket 1 Solo - Klaten (22,3 Km), dan Paket 2 Klaten - Purwomartani (20,08 Km) dengan progres konstruksi kedua paket pekerjaan telah mencapai 20,72%.

Di proyek tol lain juga ditemukan artefak di lokasi pembangunan tol Pandaan-Malang. Situs pertama ditemukan sejak 2012 silam, yang berada di wilayah Saradan Madiun.

"Di sana dulu ditemukan struktur batu bata bersama kolam kecil seperti petirtaan di wilayah Saradan sekitar tahun 2012," ujar Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho, mengutip detikcom.

Menurut Wicaksono situs itu langsung diekskavasi dan dikoordinasikan dengan Bina Marga. Sehingga muncul kesepakatan ruas tol dibangun melayang atau menggunakan flyover.

Pada 2019 proyek tol ini sempat menyita perhatian, pada April 2019 lalu sejak ditemukan situs sejarah di seksi V proyek tersebut. Situs tersebut adalah Situs Sekaran yang struktur bangunannya menggunakan bata kuno dengan prediksi pembangunan di era abad 10-13 Masehi.

Penemuan situs tersebut terungkap di tengah aktivitas proyek tol di mana beberapa bagian situs telah rusak karena alat berat. Hasil ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (Jawa Timur) luas area situs mencapai 25x25 meter.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Sengaja Ditemukan, Harta Karun di Proyek Tol Bikin Geger

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular