
Waduh, Cicilan Kredit Rumah Bisa Lebih Mahal Rp 300 Ribu

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai cicilan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bakal naik pasca Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate sebesar 50 basis poin menjadi 4,25%. Setidaknya, kenaikannya bisa mencapai 1%-2%.
Pengamat Properti dan CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan, dampak kenaikan suku bunga itu akan direspons perbankan dengan menaikkan kredit pinjaman, termasuk KPR/KPA, meski tidak akan memicu suku bunga KPR yang terlalu tinggi.
Ini akan berimbas pada penurunan permintaan properti, di mana inflasi yang meningkat juga akan memengaruhi daya beli masyarakat.
"Pasar menengah ke bawah pastinya akan terpengaruh dengan naiknya cicilan rumah mereka. Kenaikan cicilan ini dapat mencapai Rp 150 - 300 ribu per bulan yang akan menggerus daya beli mereka. Dengan kenaikan bunga acuan ini, diperkirakan suku bunga KPR akan naik 1%-2%," kata Ali dalam keterangannya, kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022).
Dia menjelaskan, tiap kenaikan 1% suku bunga akan menyebabkan penurunan permintaan pembelian melalui KPR sebesar 4%-5%. Oleh karena itu, diperkirakan permintaan pasar properti akan turun mencapai 10%.
Hal senada diungkapkan Pengamat Properti Matius Jusuf. Dia menyebut bahwa kenaikan suku bunga ini dipastikan dapat berpengaruh pada permintaan properti.
"Jadi suku bunga sangat berpengaruh pada penjualan properti. Umumnya setiap kenaikan bunga 1%, maka penjualan properti turun 5%, kalau suku bunga turun 1% penjualan properti naik 5%," katanya kepada CNBC Indonesia.
Selain itu, harga properti juga dipastikan akan naik, melihat tingkat inflasi yang besar di mana harga BBM naik yang berpengaruh pada industri, termasuk material properti yang ikut terkerek.
Namun menurut Matius, kepastian terhadap kenaikan harga properti ini seharusnya malah meningkatkan demand dari para pembeli yang bertujuan investasi.
"Jadi ini memang saat ini special case, properti sudah lama tidur tapi ini karena harga properti akan naik maka ini kesempatan orang untuk berinvestasi, orang akan sadar bahwa harga properti ini akan naik," katanya.
Dia juga optimistis meski harga properti akan mahal, namun permintaan masih terus ada, melihat backlog atau kekurangan akan hunian untuk masyarakat Indonesia mencapai 12,5 juta dalam setahun.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Tanpa Permisi, Cicilan Bunga KPR Langsung 'Terbang'
