
RI Bakal Bangun Mega Proyek PLTA, Hampir Deal dengan Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah cukup serius dalam melakukan transisi dari energi fosil ke energi bersih. Hal tersebut terbukti dengan prioritas pemerintah yang akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, dalam waktu dekat ini akan ada penandatangan untuk proyek PLTA di Kalimantan Utara ini.
Tak hanya itu, terdapat juga kerja sama dengan salah satu perusahaan baterai global untuk berinvestasi di wilayah itu.
"Kaltara ini menarik, dalam beberapa hari ke depan saya kira akan ada penandatanganan untuk PLTA dan juga terkait dengan kerja sama dengan salah satu perusahaan baterai global untuk berinvestasi di sana," tuturnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (28/9/2022).
"Jadi saya kira ini exciting year, kalau saya boleh bilang buat Indonesia karena begitu banyak investasi yang tertarik untuk masuk ke Indonesia," kata Seto.
Selain proyek itu, terdapat juga beberapa proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi yang saat ini sudah mulai berjalan. Misalnya seperti kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), IBC dengan LG dan CATL untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
"Kemudian proyek smelter nikel HPAL di Pulau Obi. Kemudian di Morowali terus PT Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral itu juga ekosistem baterai. Smelter nikel Pomalaa di PT Vale," ujarnya.
Seto menilai ini menjadi tahun yang cukup menyenangkan bagi Indonesia, mengingat begitu banyak investor yang tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Sehingga kembali lagi bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan baik.
"Satu isu yang selalu saya dapatkan saat menghadiri konferensi internasional adalah bagaimana isu sustainability sudah terkait dengan ESG dari hulu sampai hilir," kata Seto.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah menginisiasi Standard Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) untuk mendorong perusahaan pertambangan yang bertanggung jawab. Pasalnya raksasa otomotif sekelas Ford, Tesla hingga raksasa teknologi Microsoft telah bergabung dengan IRMA.
"Bagaimana perusahaan perusahaan ini berkomitmen untuk mencari critical mineralnya dari sumber-sumber tambang dan proses yang memang sesuai dengan standar ESG," kata dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga 'Murah' EBT Terbit, Ini Kata Pengembang Pembangkit Air
