
Saling Tuding di Balik Ancaman 'Malapetaka' Baru Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 milik Rusia telah memancing 'keributan' di antara kubu Kremlin dan Uni Eropa.
Kremlin mengatakan bahwa negara asing kemungkinan bertanggung jawab atas insiden yang mengakibatkan kebocoran pada pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan Rusia ke Eropa.
"Sangat sulit membayangkan aksi teroris semacam itu bisa terjadi tanpa keterlibatan negara," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam jumpa pers hariannya, Kamis (29/9/2022), seperti dilansir AFP.
Adapun, setelah ledakan dilaporkan terjadi awal pekan ini dalam dugaan sabotase, kebocoran keempat terdeteksi di pipa gas bawah laut.
"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya yang memerlukan penyelidikan segera," kata Peskov.
Pada hari Rabu, Rusia meluncurkan penyelidikan "terorisme internasional".
Peskov mengatakan penyelidikan semacam itu memerlukan kerja sama beberapa negara, serta mengecam "kekurangan komunikasi yang akut dan keengganan banyak negara untuk menghubungi" Rusia.
Moskow mengatakan Presiden AS Joe Biden "wajib" menjawab jika Washington berada di balik kebocoran itu.
Moskow dan Washington sama-sama membantah terlibat dalam insiden itu.
Sementara itu, Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pecahnya jaringan pipa Nord Stream yang menyebabkan kebocoran gas di lepas pantai Denmark dan Swedia terjadi di wilayah yang dikendalikan badan intelijen Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada siaran pro-Kremlin bahwa Washington memiliki kontrol penuh atas perairan di sekitar Denmark dan Swedia.
"Itu terjadi di zona perdagangan dan ekonomi Denmark dan Swedia. Ada negara-negara NATO-sentris," kata Zakharova dalam wawancara dengan siaran online Soloviev Live pada Kamis (29/9/2022), mengutip Reuters.
"Mereka adalah negara-negara yang sepenuhnya dikendalikan oleh badan intelijen AS."
Adapun, Denmark adalah anggota aliansi militer NATO, sementara keanggotaan Swedia tertunda setelah meninggalkan kebijakan bersejarah non-blok menyusul serangan Rusia ke Ukraina sejak akhir Februari lalu.
Namun Zakharova tidak memberikan bukti kontrol AS atas Swedia dan Denmark.
Di sisi lain, Uni Eropa juga menduga adanya sabotase di balik kebocoran gas pada pipa bawah laut Rusia ke Eropa. Kini mereka telah menjanjikan tanggapan kuat terhadap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kremlin Membuat Impian Eropa Menjadi Kelam
