Internasional

"Malapetaka" Baru Ancam Eropa, Ada AL Rusia di Belakangnya?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 September 2022 12:10
Kebocoran gas terlihat di lepas pantai pulau Bornholm, Denmark, Selasa (27/9/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Danish Defence Command via AP)
Foto: Kebocoran gas terlihat di lepas pantai pulau Bornholm, Denmark, Selasa (27/9/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Danish Defence Command via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat keamanan Eropa mengamati gerak-gerik kapal Angkatan Laut Rusia yang melintas di sekitar pipa gas Nord Stream I dan II yang bocor. Hal ini terjadi saat Benua Biru menyelidiki kemungkinan sabotase dalam kebocoran itu.

Mengutip CNN International, mereka masih mendalami peran kapal Rusia yang melintasi perairan dekat pipa itu pada Senin dan Selasa lalu. Meski begitu, belum ada keputusan yang memastikan bahwa kapal itu berperan dalam kebocoran pipa gas dengan dugaan diledakkan secara sengaja itu.

"Tidak jelas apakah kapal-kapal itu ada hubungannya dengan ledakan-ledakan itu. Tetapi itu adalah salah satu dari banyak faktor yang akan diselidiki oleh para penyelidik," ujar salah seorang sumber mengomentari kebocoran dikutip Kamis, (29/9/2022).

"Kapal selam Rusia juga diamati tidak jauh dari daerah itu pekan lalu," tambahnya.

Menurut seorang pejabat militer Denmark, kapal-kapal Moskow secara rutin beroperasi di daerah itu. Meski begitu, ini tidak serta merta menunjukkan bahwa Rusia menyebabkan kerusakan.

"Kami melihat mereka setiap minggu. Aktivitas Rusia di Laut Baltik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Mereka cukup sering menguji kesadaran kita, baik di laut maupun di udara," tambahnya.

Kebocoran pipa Nord Stream 1 dan 2 ini mengancam Eropa yang memang tengah dilanda krisis energi. Pasalnya, pipa itu mengaliri sisa gas dari Rusia yang ditampung untuk kebutuhan musim dingin.

Kebocoran dianggap bisa jadi malapetaka baru yang membuat tamat gas Rusia ke negara-negara Eropa itu. Bukan hanya kekurangan energi, ini bisa membuat musibah baru terutama pada habitat setempat, mengingat pipa menyalurkan sekitar 165 juta meter kubik gas per hari.

"Tergantung pada skala kerusakan, kebocoran bahkan bisa berarti penutupan permanen kedua jalur," kata Eurasia Group.

"Kebocoran ini adalah ukuran bahaya keamanan dan lingkungan yang parah, terutama jika Rusia tidak berhenti memompa gas ke dalam sistem," tambah kelompok itu dikutip Reuters.

Harga gas sendiri diyakini akan semakin melonjak. Hal itu pun makin memperburuk krisis energi Eropa di tengah musim dingin.

Perlu diketahui, kemungkinan sabotase telah mencuat saat hubungan antara Uni Eropa (UE) dan mitra Baratnya dengan Moskow memanas. Ini terkait sikap Benua Biru yang menentang aksi militer Kremlin di wilayah Ukraina.

Selain itu, kemungkinan tentang kebocoran yang disengaja ini juga disuarakan Perdana Menteri (PM) Denmark dan Swedia. Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan pada Selasa malam juga menyebut kebocoran itu sebagai 'sabotase nyata' dalam sebuah tweet.

Tuduhan terkait sabotase sendiri telah mengarah kepada Moskow sebagai pelakunya. Namun, Kremlin secara terbuka membantah menyerang jaringan pipa dengan mengatakan tuduhan itu "sangat bodoh dan tidak masuk akal".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketegangan Memuncak, Rusia Kurangi Pasokan Gas Ke Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular