Internasional

Duh, Krisis di Inggris Bikin Pengidap Bengek Makin Menderita

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 29/09/2022 19:28 WIB
Foto: Inggris (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari satu juta orang di Inggris mengalami serangan asma yang mengancam jiwa. Mereka mengalami hal ini setelah mengurangi obat-obatan, pemanas ruangan, hingga makanan di tengah melonjaknya biaya hidup akibat krisis di negara tersebut.

Sebuah survei oleh badan amal Asthma + Lung UK menunjukkan satu dari lima (20%) orang hidup dengan asma di Inggris, di mana ada 5,4 juta telah mengalami serangan sebagai akibat dari krisis energi di negara tersebut.

Hampir setengah dari 3.600 orang dengan kondisi paru-paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan bronkiektasis mengatakan kesehatan mereka memburuk sejak krisis dimulai.


Asthma + Lung UK juga memperingatkan adanya kemungkinan "gelombang pasang" penerimaan pasien rumah sakit dalam beberapa bulan ke depan karena fenomena ini.

"Kenaikan biaya hidup yang tidak dapat dipertahankan memaksa orang dengan kondisi paru-paru untuk membuat pilihan yang mustahil tentang kesehatan mereka," kata Sarah Woolnough, kepala eksekutif badan amal tersebut, dikutip dari The Guardian, Kamis (29/9/2022).

"Rumah yang hangat, obat-obatan teratur, dan diet sehat adalah pilar penting untuk manajemen kondisi paru-paru yang baik, tetapi semuanya ada harganya. Kami mendengar dari orang-orang yang telah melaporkan penurunan tajam dalam kesehatan paru-paru mereka, termasuk banyak yang mengalami serangan asma yang mengancam jiwa," tambahnya.

"Dengan suhu yang mulai turun dan kenaikan harga energi lebih lanjut, kami sangat khawatir bahwa ketika musim dingin tiba, negara itu akan mengalami krisis kesehatan masyarakat."

Badan amal itu menyerukan dukungan keuangan yang disesuaikan untuk membantu memenuhi kenaikan harga makanan dan resep. Penderita asma dilaporkan merugi karena harus mengeluarkan lebih dari 400 poundsterling dalam setahun.

"Nyawa dalam bahaya jika pemerintah tidak turun tangan untuk membantu orang-orang dengan kondisi paru-paru, termasuk mengakhiri biaya resep yang tidak adil dan memberikan dukungan keuangan bagi orang-orang yang menghadapi tagihan energi ekstra untuk peralatan medis," tambah Woolnough.

Survei juga menemukan 90% orang dengan kondisi paru-paru tertentu telah membuat perubahan signifikan untuk mengatasi kenaikan biaya hidup, seperti 63% makan lebih sedikit dan membeli lebih sedikit makanan, 15% mengurangi inhaler mereka agar bertahan lebih lama, 5% meminjam obat dari orang lain dan 6% tidak mengambil resep mereka.

Hampir setengah (49%) mengatakan kondisi paru-paru mereka menjadi lebih buruk karena perubahan yang mereka buat, 20% melaporkan serangan asma atau eksaserbasi dan 19% harus menemui dokter umum mereka.

Badan amal kesehatan lainnya juga mengeluarkan peringatan baru tentang krisis biaya hidup. Misalnya sebuah survei oleh MS Society menemukan satu dari lima orang dengan multiple sclerosis di Inggris (19,6%) tidak memiliki cukup uang untuk memulai pengobatan atau perawatan yang mereka butuhkan.

Sementara sepertiga (33,9%) harus mengurangi atau menghentikan perawatan atau terapi, mempertaruhkan gejalanya memburuk, menurut survei opt-in dari 1.108 orang dengan MS. Juga ditemukan 40% responden harus meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kantor Pajak Inggris Dibobol, 100.000 Orang Jadi Korban!