
Pak Jokowi... Ekonomi RI Tidak Baik-Baik Saja, Ini Buktinya!

Lonjakan harga pangan pada tahun ini juga menjadi anomali. Harga pangan biasanya meroket menjelang Lebaran tetapi langsung anjlok begitu Lebaran usai. Namun, harga-harga pangan tetap melambung pada tahun ini setelah Lebaran Idul Fitri usai pada awal Mei.
Selain inflasi, kenaikan suku bunga acuan BI kini menjadi kekhawatiran baru bagi pemulihan ekonomi Indonesia. BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 50 basis points (bps) pada bulan ini setelah mengerek suku bunga sebesar 25 bps pada Agustus.
Kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps dalam dua bulan terakhir ini di atas ekspektasi pasar.Kenaikan tersebut juga secara resmi mengakhiri era suku bunga rendah.
Sebelum kenaikan pada Agustus, BI sudah mempertahankan suku bunga dii kisaran 3,50% selama 17 bulan. Suku bunga 3,40% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Keputusan BI untuk mengerek suku bunga dikhawatirkan akan membuat perbankan menaikkan suku bunga pinjaman dalam waktu dekat sehingga bisa melemahkan permintaan kredit.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga itu pengaruhnya terhadap kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga kredit dan simpanan, akan lebih lambat dari kondisi sebelum Covid-19.
"Elastisitasnya akan lebih rendah dari sebelum Covid karena likuiditas yang longgar. Itu pengaruh dari kebijakan ini terhadap suku bunga," papar Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, dikutip Senin (26/9/2022).
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode pengetatan moneter, suku bunga perbankan yang sangat reaktif terhadap kenaikan suku bunga BI adalah untuk kredit konsumsi.
BI menaikkan suku bunga secara agresif pada 2005, 2008, 2013, dan 2014, untuk menekan laju inflasi akibat harga BBM.
Hanya pada 2014, suku bunga kredit tidak reaktif bahkan melandai. Selebihnya, kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit investasi langsung merangkak naik begitu ada kenaikan harga BBM.
Misalnya, pada Juni 2013 pemerintah menaikkan harga BBM dan BI mengantisipasi kenaikan tersebut dengan mengerek suku bunga sejak Mei.
Sepanjang Mei-Oktober 2013, BI mengerek suku bunga hingga 150 bps hingga menyentuh 9,50% pada Oktober 2008.
Kredit modal kerja berdenominasi rupiah langsung naik dari 11,42% pada Juli menjadi 11,68% pada Juli dan 11,81% dan berada di posisi 12,14% pada Desember 2013.
Kredit investasi naik dari 11,14% pada Juni menjadi 11,29% dan di posisi 11,83% pada Desember 2013.
(mae/mae)
