Kelangkaan Air Ancam RI, Ini Langkah-langkah Pemerintah

News - Eqqi Syahputra & Khoirul Anam, CNBC Indonesia
28 September 2022 18:30
Ilustrasi Gelas Air. (AP Photo/Rahmat Gul) (AP Photo/Mary Schwalm) Foto: Ilustrasi air (AP/Mary Schwalm)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Saparis Soedarjanto mengakui masalah kelangkaan air masih sering terjadi di berbagai wilayah. Hal itu terbukti pada saat musim kemarau berbagai wilayah masih mengalami kekeringan dan pada musim hujan malah banyak air.

Hal tersebut teridentifikasi oleh pihaknya karena ada tata guna lahan yang tidak sesuai dan perlu didorong untuk dapat meminimalisir masalah kelangkaan air.

"Kita lihat beberapa wilayah memasuki kondisi kelangkaan air, padahal hujan melimpah," ujar Saparis dalam acara 'Air untuk Kesejahteraan Bersama', Rabu (28/9/2022).

Saparis menyampaikan, bila berbicara pendayagunaan konservasi terkait satu sama lain tidak bisa dipisahkan. PUPR sudah melakukan pendekatan landscape untuk mendorong itu semua.

Terbukti ketika sidang environment climate G20 lalu, KLHK telah melakukan upaya diskusi dalam pengelolaan sumber daya air ini untuk menjawab perubahan iklim.

"Ini sudah kita dorong semua. Sekarang kita juga mengedepankan praktik kepedulian dari semua pihak dalam peran serta mengatur sumber daya air," jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan dengan membangun sistem yang mengikat lewat sebuah instrumen yang tepat, yakni adalah tata ruang. Konsep besar tata ruang ujarnya yakni dengan mengkalkulasi penggunaan aliran sungai dan daerah aliran sungai atau DAS.

"Kita lihat apakah area itu sesuai penggunaannya? Kalau terganggu, itu akan terganggu juga. Kita dorong ke sana. Kemudian sinergi antar program. Ini akan tertuang. Jadi indikasi dalam pola ruang karena perkembangan wilayah, pertumbuhan penduduk, bersinggungan dalam tata ruang tadi. Kami sering menyampaikan bahwa kita stakeholder utama dalam tata kelola landscape itu untuk mendorong tata ruang berbasis keberlanjutan das," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air PUPR, Adenan Rasyid menambahkan, masalah air tentu harus mengetahui akar permasalahan, agar dapat diselesaikan segera sesuai prioritas.

Ia menyebut, permasalahan daerah aliran sungai (DAS) ada tiga, yaitu kualitas air, kuantitas air dan kontinuitas air.

"Kalau bicara kuantitas tentu tidak lepas banjir dan kekeringan. Banjir kita bicara penyebab sedimentasi, kekeringan bicara perubahan area. Nanti ada strategi yang kita lakukan berdasarkan pola rencana yang sudah dibuat," jelasnya.

Dalam mengatasi masalah tersebut, ujar Adenan, pihaknya telah membangun beberapa infrastruktur yang memiliki kapasitas penampungan seperti bendungan.

Namun, fakta di lapangan saat ini masih banyak kendala yang dihadapi pihaknya dalam melakukan pembangunan bendungan, yakni masalah pembebasan lahan. Sehingga perlu adanya kordinasi yang dilakukan secara bertahap, kepada berbagai pihak.

"Tinggal komunikasi ini lebih intens sehingga harapan bersama mengenai infrastruktur bisa terlaksana," terangnya.

Tidak kalah pentingnya, untuk mengatasi permasalahan terkait air ini, yakni bagaimana para pihak bisa melakukan pengelolaan sumber daya alam (SDA). Dalam pengelolaan SDA, semua pihak perlu dilibatkan mulai dari Pemda, hingga aparat penegak hukum.

"Dari hasil tim kordinasi itu akan ada 5 pilar terkait pengelolaan SDA, yakni pilar pendayagunaan, pengendalian rusak, informasi, data dan masyarakat," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Taman Nasional Komodo Mulai Batasi Kunjungan Wisatawan


(dpu/dpu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading