
Nah! Ini Kuncian yang Bikin Ekonomi RI Anti-Resesi 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia berpeluang untuk tetap bertahan kokoh di tengah gejolak resesi dunia yang akan menghadang tahun depan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio N. Kacaribu membenarkan bahwa peluang resesi global cukup besar saat ini. Pasalnya, suku bunga negara maju telah meningkat secara cepat dan tajam.
Contohnya, suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang naik 300 basis points (bps), Eropa 125 bps dan Inggris sebanyak 100 bps. Dengan kenaikan semasif itu, inflasi di negara tersebut belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan sehingga dampaknya akan melemahkan ekonomi negara-negara tersebut.
Ketika dunia dilanda krisis, kata Febrio, kondisi Indonesia akan juga akan terdampak. Namun, dia melihat dampaknya tidak akan signifikan seperti 1998.
"Kita bisa melihat kondisi perekonomian Indonesia, walaupun dihadapkan kondisi itu, peluang untuk kita tetap resilient tetap ada," ungkapnya.
"Tetapi risiko tadi tidak bisa kita underestimate," tegasnya. Menurutnya, Indonesia harus tetap waspada.
Lebih lanjut, Febrio menilai Indonesia bisa bertahan dengan pertumbuhan 5,44% pada kuartal II-2022 karena pertumbuhan konsumsi yang tinggi. "Ini historikal cukup tinggi. Ini achievement yang signifikan," ujarnya.
Adapun, untuk kuartal III-2022, Febrio melihat konsumsi akan tumbuh tinggi karena faktor low base dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, ekonomi diproyeksikan bisa tumbuh sebesar 5,6% - 6% pada kuartal ketiga.
Ke depannya, dia melihat faktor yang bisa menopang perekonomian Indonesia masyarakat, pemerintah yang kuat serta kolaborasi pemangku kepentingan yang baik. Tentunya, hal yang utama adalah konsumsi masyarakat. Pada 2020-2021, dia melihat kelas menengah banyak yang menabung sehingga dana pihak ketiga (DPK) di perbankan cukup tinggi.
Ketika ekonomi membaik pada 2022, banyak masyarakat yang melakukan belanja. Inilah penopang ekonomi Indonesia. Patut diketahui, sekitar 50%-65% ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,15%
