
Sederet Harta Karun RI yang Bikin Iri, Jadi Rebutan Dunia!

3. Logam Tanah Jarang
Indonesia memiliki 'harta karun' super langka dalam hal ini logam mineral tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE). 'harta karun' super langka ini pun hanya tersebar di beberapa lokasi saja dengan jumlah cadangan 1,5 miliar ton.
Lantas, di mana sajakah lokasi sebaran 'harta karun' super langka ini?
Berdasarkan "Kajian Potensi Mineral Ikutan pada Pertambangan Timah" yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, logam tanah jarang ini tersebar di beberapa daerah, antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.
'Harta karun' super langka ini akan semakin diincar dunia ke depannya karena dibutuhkan untuk bahan baku komponen teknologi canggih, seperti baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), hingga peralatan senjata atau industri pertahanan dan kendaraan listrik.
Dari ke-17 unsur logam tanah jarang tersebut, enam di antaranya sangat diperlukan untuk pengembangan kendaraan listrik, yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), neodymium (Nd) untuk baterai, praseodymium (Pr), neodymium (Nd), terbium (Tb), dan dysprosium (Dy) untuk generator dan motor listrik.
Berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2019, cadangan logam tanah jarang terbesar dunia terdapat di China. Selain penyimpan logam tanah jarang terbesar di dunia, China juga merupakan produsen LTJ terbesar di dunia.
Tak ayal, bila harga jual dari logam tanah jarang tersebut menggunakan indeks mata uang China, yuan.
Adapun salah satu logam tanah jarang yang dijual di pasar yaitu neodymium (Nd). Mengutip tradingeconomics, neodymium adalah bahan magnet permanen terkuat yang pernah ditemukan. Ini banyak digunakan di mikrofon, pengeras suara profesional, headphone, hard disk komputer, kendaraan listrik, dan juga generator. Ini adalah mineral tanah jarang yang sebagian besar diekstraksi di China, Amerika Serikat, Brasil, India, Sri Lanka, dan Australia.
Mengutip tradingeconomics, harga neodymium di pasar pada Rabu (28/09/2022) tercatat sekitar 883.770 yuan China (CNY) per ton atau setara Rp 1,87 miliar per ton (asumsi Rp 2.114 per CNY).
Harga neodymium ini terlihat meningkat sejak awal 2021 di mana pada awal tahun 2021 harga berada di kisaran CNY 620.551 atau sekitar Rp 1,38 miliar per ton. Bahkan, pada Oktober 2020 harganya hanya sekitar CNY 423.810 atau sekitar Rp 941 juta per ton.
Harga ini tentunya masih jauh berbeda dibandingkan dengan harga batu bara, meski harga batu bara melejit ke atas US$ 400 per ton.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
