
Tak Melulu Cerita Buruk! Sri Mulyani Juga Bawa Kabar Baik Lho

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam beberapa waktu belakangan kerap mengungkap kabar buruk dari situasi ekonomi global yang terkadang bikin bulu kuduk berdiri.
Dunia saat ini dihantui berbagai macam krisis, dampak dari perang Rusia-Ukraina. Sejumlah lembaga internasional menyebut situasi ini masih akan berlanjut hingga tahun depan, dan diperkirakan akan lebih buruk dari sekarang.
Namun, Sri Mulyani tidak selalu membawa kabar buruk. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melalui akun media sosialnya membagikan kabar yang cukup membuat hati terasa lega. Saat dunia kacau, perekonomian nasional masih mampu menunjukkan tren positif.
Sri Mulyani mengatakan kinerja perekonomian nasional hingga paruh pertama tahun 2022 masih menunjukkan tren positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44%. Indikator dini ekonomi Indonesia hingga Agustus 2022 masih menunjukkan keberlanjutan tren pemulihan meskipun beberapa risiko tetap harus diwaspadai.
Bahkan, Ekspor pada bulan Agustus 2022 tercatat US$ 27,91 miliar. Sedangkan, neraca perdagangan pada bulan Agustus melanjutkan surplus pada 28 bulan terakhir, sebesar US$ 5,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai US$ 34,92 miliar.
"Ekspor pada bulan Agustus 2022 tercatat US$ 27,91 miliar (tertinggi dalam sejarah)," tulis Sri Mulyani, Selasa (27/9/2022).
Menurutnya, optimisme konsumen kembali tinggi ditunjukkan oleh Indeks penjualan ritel yang masih terus tumbuh, sehingga konsumsi masyarakat diperkirakan masih cukup kuat di kuartal III 2022. "Konsumsi listrik dari kegiatan bisnis dan industri, serta PMI manufaktur masih menunjukkan peningkatan," ucapnya.
Hal ini mendorong optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 akan menguat dibandingkan kuartal II 2022. "Dukungan kebijakan suku bunga oleh Bank Indonesia juga menjadi upaya untuk menurunkan ekspektasi inflasi ke depannya," tuturnya.
Sri Mulyani menambahkan, Kementerian Keuangan akan tetap dan terus menjaga APBN. Pada semester II 2022, dukungan belanja APBN diharapkan semakin optimal, terutama melalui anggaran perlinsos, termasuk penyaluran bansos tambahan BLT BBM dan bantuan subsidi upah.
Dengan kinerja positif pendapatan hingga saat ini, pemerintah juga berupaya mengurangi defisit APBN 2022, sehingga realisasi defisit di akhir tahun diperkirakan jauh lebih rendah dari 4,50% PDB (Perpres 98/2022).
"Inilah komitmen pemerintah dalam menggunakan APBN untuk terus melindungi masyarakat, perekonomian, dan sekaligus melindungi APBN agar Indonesia terjaga secara seimbang," pungkasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani & Gambaran Ngerinya 'Badai Besar' yang Ancam RI
