Sikap China-India ke Rusia Mulai Berubah, Putin Dijauhi?
Jakarta, CNBC Indonesia - India dan China telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menahan diri dari perang yang lebih luas di Ukraina. Hal ini disampaikan saat kedua negara mengambil posisi yang lebih netral dalam melihat aksi Moskow pada tetangganya itu.
Dalam pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) pertengahan bulan ini, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi secara langsung mengatakan pada Putin bahwa sekarang bukan waktunya untuk perang. Modi meminta Putin untuk bergerak ke jalan perdamaian dan mengingatkannya pentingnya dialog.
"Saya tahu bahwa era hari ini bukan perang dan kami telah berbicara dengan Anda berkali-kali melalui telepon tentang masalah bahwa demokrasi dan diplomasi dan dialog adalah semua hal yang menyentuh dunia," kata Modi kepada Putin selama KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota Samarkand di Uzbekistan yang dikutip CNN International, Selasa (27/9/2022).
"Kami pasti akan mendapatkan kesempatan untuk membahas bagaimana kami dapat bergerak ke jalan perdamaian dalam beberapa hari mendatang, saya juga akan mendapatkan kesempatan untuk memahami sudut pandang Anda," tambahnya, menurut pembacaan pertemuan oleh Kementerian Urusan Luar India.
India sendiri telah mengambil sikap yang netral dalam menanggapi aksi Putin di Ukraina. Negeri Hindustan itu abstain dari forum PBB yang mengecam tindakan Moskow itu dan juga tidak memberikan sanksi layaknya negara-negara Barat.
China juga mengambil langkah yang sama. Meski telah menjalin kemitraan tanpa batas dengan Moskow, Beijing tetap mengedepankan perdamaian untuk kedua negara.
Dalam forum Majelis Umum PBB, Sabtu (24/9/2022), Menteri Luar Negeri Wang Yi juga meminta Rusia dan Ukraina untuk menjaga agar krisis tidak meluas dan mempengaruhi negara-negara berkembang.
"China mendukung semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian damai krisis Ukraina. Prioritas mendesak adalah memfasilitasi pembicaraan untuk perdamaian," kata Wang seperti diberitakan Guardians.
"Solusi mendasar adalah untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari semua pihak dan membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan."
Selama kunjungannya ke PBB, Wang juga sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba. Itu merupakan pembicaraan tatap muka langsung pertama mereka sejak Rusia menyerang Ukraina.
(luc/luc)