Waspada Eropa Kian Memanas! Inflasi Diramal Bisa Naik 9,6%

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
26 September 2022 17:05
Bank Sentral Eropa ECB , european central bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai persoalan seperti tak ada habisnya melanda Eropa. Belum usai persoalan inflasi dan suku bunga meninggi, krisis energi, kekeringan membuat inflasi kembali diramal akan meroket. Ini membuat bank sentral Eropa (ECB) bersiap untuk memerangi inflasi.

Ujian yang bertubi-tubi ini dibenarkan oleh Wakil Presiden bank sentral Eropa (ECB), de Guindos. Ia juga memperkirakan bahwa kedepannya inflasi Zona Euro menjadi semakin luas sementara pertumbuhan ekonomi melemah karena Benua Biru tersebut berjuang dengan dampak dari perang Rusia di Ukraina.

"Kami melihat bahwa pada kuartal ketiga dan keempat ada perlambatan yang signifikan dan kami mungkin menemukan diri kami dengan tingkat pertumbuhan mendekati nol," kata de Guindos Wakil Presiden Bank Sentral Eropa.

Inflasi diperkirakan akan meningkat menjadi 9,6% bulan ini, rekor tertinggi untuk blok mata uang 19 negara, sementara pertumbuhan harga yang mendasarinya yang menyaring harga makanan dan bahan bakar yang bergejolak juga terlihat meningkat.

Diketahui, inflasi zona euro terus memanas sejak pandemi Covid-19 ditambah lagi dengan invasi Rusia ke Ukraina sehingga memberikan tekanan bertubi-tubi dan masih berlangsung hingga saat ini.

"Guncangan pandemi Covid-19 dan perang telah menyebabkan kenaikan harga konsumen yang jauh lebih tinggi dari persisten yang diperkirakan" kata Lagarde, pada pidatonya Senin (26/9/2022).

Pejabat ECB juga menambahkan bank sentral Eropa harus memastikan inflasi setinggi langit ini tidak tertanam dalam waktu lama oleh sebab itu, kenaikkan suku bunga lah satu-satunya jalan yang ditempuh.

Inflasi zona Euro kembali mengukir rekor baru sebesar 9,1% pada Agustus 2022 secara tahunan (year-on-year/yoy). inflasi tersebut lebih naik dari bulan sebelumnya sebesar 8,9% yoy dan di atas proyeksi pasar sebesar 9% yoy.

Tingginya tingkat inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga energi yang tetap tinggi, mencapai 38,3% dan kenaikan harga pangan sebesar 10,6%.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Tantangan Besar ECB, Memerangi Inflasi!

Adapun, inflasi yang terus membuat rekor baru sejak pencatatannya ini bakal memberikan tekanan lebih besar bagi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk meningkatkan suku bunga secara agresif.

Dalam pidato tersebut ECB memproyeksikan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa pertemuan berikutnya.

"Seberapa cepat dan seberapa jauh suku bunga akan naik tergantung pada prospek inflasi" tambahnya.

Akan tetapi menurunkan inflasi akan semakin menantang. Apalagi dengan nilai tukar Euro yang jeblok, tekanan inflasi tentunya menjadi semakin besar.

Diketahui, Kurs euro sudah lebih dulu berada di bawah level paritas. Mata uang 19 negara ini berada di level terlemah dalam 20 tahun terakhir. Euro juga merosot nyaris 15% sepanjang tahun ini.

Jebloknya nilai tukar mata uang ini bisa berdampak buruk, selain beban pembayaran utang yang akan membengkak, inflasi bisa bertahan di level tinggi dalam waktu yang lama, sehingga memberikan masalah dalam jangka panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular