Foto Internasional

Potret Referendum 'Ala' Putin di Ukraina

Reuters, CNBC Indonesia
Senin, 26/09/2022 06:40 WIB

Rusia meluncurkan referendum di empat wilayah Ukraina yang mereka duduki

1/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). Rusia meluncurkan referendum di empat wilayah Ukraina yang mereka duduki. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

2/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Pemilihan suara dengan mekanisme referendum sedang berlanjut di empat wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia dalam upaya untuk mencaplok sekitar 155 wilayah Ukraina. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

3/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Perwakilan otoritas Ukraina menyatakan penduduk tidak boleh meninggalkan beberapa wilayah yang dikuasai Rusia selama empat hari. Gerombolan bersenjata datang ke tiap rumah penduduk dan mengancam pekerja dengan pemecatan jika mereka tidak ikut memilih. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

4/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Ukraina Voloymyr Zelenskiy mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut dikecam seluruh dunia, seperti halnya pengumuman "mobilisasi" Rusia ke Crimea dan beberapa area lainnya di Ukraina. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

5/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

"Ini bukan hanya kejahatan melawan hukum Ukraina dan internasional, ini adalah kejahatan terhadap kelompok tertentu, terhadap suatu bangsa," kata Zelenskiy seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

6/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Referendum tersebut adalah bagian dari reaksi tergesa-gesa Rusia setelah Ukraina sukses mengambil alih kendali beberapa wilyah di timur laut pada awal bulan ini. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

7/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Dengan menggelar referendum dan mencaplok empat wilayah di Ukraina, Moskow bisa menggambarkan serangan di daerah tersebut sebagai tindakan agresif ke Rusia. Ini juga bisa jadi alasan Putin untuk meluncurkan respons menggunakan senjata nuklir. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

8/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Di tengah perang, pemungutan suara berlanjut dalam referendum yang diselenggarakan Kremlin di daerah-daerah pendudukan. Pemungutan suara tersebut diketahui telah ditolak oleh Ukraina dan sekutu Baratnya karena dianggap sebagai suara palsu tanpa kekuatan hukum. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

9/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Pemungutan suara akan berakhir pada Selasa (27/9) mendatang. Dalam pemungutan suara lima hari tersebut, petugas pemilu akan didampingi petugas polisi untuk membawa surat suara ke rumah-rumah dan mendirikan tempat pemungutan suara yang bergerak dari tempat ke tempat untuk alasan keamanan. (REUTERS/Alexander Ermochenko)

10/10 Penduduk lokal Valentina (90) menunggu sebelum menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan, yang mengunjungi apartemen dengan kotak suara dan dokumen pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang memproklamirkan diri ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, Minggu (25/9/2022). (REUTERS/Alexander Ermochenko)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak warga Ukraina di wilayah pendudukan untuk merusak referendum dan berbagi informasi tentang pihak-pihak yang melakukan hal yang dianggap lelucon itu. Dia meminta warga untuk mencoba menghindari mobilisasi Moskow dan menyabotase tindakan tentara Rusia jika mereka ditangkap. (REUTERS/Valentyn Ogirenko)