Jika Kalah Gugatan WTO, Hilirisasi Nikel Jalan Terus!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 23/09/2022 19:44 WIB
Foto: PT PLN (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk tandatangani HoA untuk memasok listrik ke smelter feronikel Antam di Halmahera Timur. Doc PLN.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian ESDM memastikan isu gugatan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait penghentian ekspor produk bijih nikel tidak akan mengganggu proyek hilirisasi di dalam negeri. Terutama yang saat ini tengah digencarkan oleh Presiden Joko Widodo.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengatakan proses gugatan tidak akan mengganggu rencana pemerintah untuk mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi dari produk bijih nikel. "Nggak lah, jalan terus dong. Bukan soal aman yang penting jalan terus nilai tambah," ujar Irwandy di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/9/2022).

Selain itu, gugatan tersebut juga tidak ada akan berdampak pada minat investor yang menaruh minat untuk berinvestasi di baterai kendaraan listrik. Adapun nikel sendiri merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan baterai.


Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah berencana mengangkat isu ini di dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang di Bali. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi jika RI kalah atas persoalan tersebut. "Nanti kan G20 akan ketemu," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/9/2022).

Menurut dia meskipun proses gugatan di WTO belum menemui titik terang. Ia memastikan bahwa program hilirisasi nikel di dalam negeri akan terus berjalan.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia kemungkinan akan kalah atas gugatan di WTO tersebut, namun ia menilai bahwa yang terpenting dengan melakukan penyetopan ekspor nikel mentah, Indonesia bisa mengubah tata kelola nikel di dalam negeri.

"Kelihatannya kita kalah (gugatan) tapi tidak apa-apa, industri kita akhirnya sudah jadi. Jadi kenapa takut? kalah tidak apa-apa syukur bisa menang," terang Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Adapun pemerintah Indonesia sudah menyetop ekspor nikel mentah sejak tahun 2019. Melalui penyetopan ekspor nikel, kata Jokowi, lompatan pendapatan negara bisa naik menjadi 19 kali lipat.

"Di tahun 2021 ketika kita hilirisasi nikel, kita dapat US$ 20,9 miliar. Lompatannya, nilai tambah lompatannya 19 kali. Ini kalau mulai tarik lagi setop tembaga, timah dan nikel," ungkap Jokowi.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini