
Heboh Donald Trump Diduga Korupsi, AS Rugi Rp 3,7 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump diduga melakukan tindakan korupsi. Kerugian negara akibat dugaan korupsi tersebut mencapai US$ 250 juta atau setara Rp3,7 triliun.
Jaksa Agung New York Letitia James pada Rabu (21/9/2022) resmi menggugat Trump, Organisasi Trump, serta ketiga anaknya yang sudah dewasa dan lainnya terkait dugaan penipuan yang melibatkan laporan keuangan palsu bisnis perusahaan selama bertahun-tahun.
Gugatan perdata setebal 220 halaman yang diajukan di Mahkamah Agung Manhattan meminta ganti rugi setidaknya US$ 250 juta.
Tak hanya ganti rugi, gugatan itu juga meminta secara permanen melarang Trump, Donald Trump Jr., Eric Trump dan Ivanka Trump menjabat sebagai pejabat sebuah perusahaan di New York, dan secara permanen melarang perusahaan Trump yang disebutkan dalam gugatan untuk melakukan bisnis di negara bagian New York.
James mengatakan dia telah meminta jaksa federal di Manhattan dan IRS untuk menyelidiki Trump atas kemungkinan kejahatan federal. Dia mengatakan bukti yang diperoleh selama tiga tahun penyelidikan sipil Trump mengindikasikan kemungkinan kejahatan penipuan bank dan membuat pernyataan palsu kepada lembaga keuangan.
Ia juga mengatakan Trump secara besar-besaran melebih-lebihkan nilai asetnya dalam pernyataan kepada bank, perusahaan asuransi, dan IRS untuk mendapatkan persyaratan pinjaman dan asuransi yang lebih menguntungkan bagi perusahaannya, serta untuk menurunkan kewajiban pajaknya.
"Trump secara salah menggelembungkan kekayaan bersihnya hingga miliaran dolar," kata James pada konferensi pers, melansir CNBC International.
"Sudah terlalu lama, berkuasa, orang kaya di negara ini beroperasi seolah-olah aturan tidak berlaku bagi mereka," ujarnya. "Donald Trump menonjol sebagai salah satu contoh paling mengerikan dari pelanggaran ini. Dengan bantuan anak-anaknya dan eksekutif senior di Trump Organization, Donald Trump secara salah menggelembungkan kekayaan bersihnya hingga miliaran dolar untuk memperkaya dirinya sendiri dan menipu sistem secara tidak adil."
Gugatan itu menuduh bahwa "jumlah nilai aset yang terlalu tinggi sangat mengejutkan, mempengaruhi sebagian besar jika tidak semua kepemilikan real estat pada tahun tertentu."
"Semua mengatakan, Trump, Organisasi Trump, dan Tergugat lainnya, sebagai bagian dari pola berulang dan skema umum, memperoleh lebih dari 200 penilaian aset yang salah dan menyesatkan yang termasuk dalam 11 Pernyataan yang mencakup 2011 hingga 2021," kata pengaduan tersebut.
Gugatan itu mengatakan bahwa laporan keuangan pribadi Trump untuk periode 2011 hingga 2021 adalah penipuan dan menyesatkan baik dalam komposisi maupun penyajiannya.
James mengatakan bahwa Trump telah salah mengklaim bahwa apartemennya di Manhattan lebih dari tiga kali lipat ukuran sebenarnya sebagai bagian dari dugaan penipuan.
Gugatan itu juga mengatakan Trump mencantumkan harga properti klub Mar-a-Lago-nya di Palm Beach, Florida, yang tidak sesuai.
"Mar-a-Lago menghasilkan pendapatan tahunan kurang dari US$ 25 juta," kata James. "Seharusnya nilainya sekitar US$ 75 juta, tapi nilainya US$ 739 juta."
Selain Trump, para terdakwa dalam gugatan itu termasuk Allen Weisselberg, yang bertindak selama bertahun-tahun sebagai kepala keuangan Trump Organization.
Baik Weisselberg dan Trump Organization didakwa secara pidana tahun lalu oleh kantor kejaksaan Manhattan atas dugaan skema untuk menghindari pembayaran pajak atas bagian dari kompensasi yang diberikan kepada eksekutif perusahaan, di antaranya Weisselberg.
Terdakwa lain dalam gugatan itu termasuk letnan Weisselberg, Jeffrey McConney, serta beberapa perusahaan Trump, di antaranya yang memiliki properti di Manhattan, Westchester County, New York, Washington, DC, dan Chicago.
Gugatan tujuh hitungan menuduh penipuan terus-menerus dan berulang dari pihak Trump; memalsukan catatan bisnis; konspirasi untuk memalsukan catatan bisnis; menerbitkan laporan keuangan palsu; konspirasi untuk memalsukan laporan keuangan palsu; penipuan asuransi; dan konspirasi untuk melakukan penipuan asuransi.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article FBI Ternyata Cari 'Nuklir' Saat Acak-acak Rumah Donald Trump