Internasional

AS Tuding Korut Pasok Senjata ke Rusia, Ini Jawaban Pyongyang

luc, CNBC Indonesia
22 September 2022 14:20
Russian President Vladimir Putin (R) meets with North Korea's leader Kim Jong Un in Vladivostok, Russia April 25, 2019. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.
Foto: Pertemuan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putindi Vladivostok, Russia (25/4/2019). (Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara menjawab tudingan Amerika Serikat (AS) yang melaporkan bahwa Rusia beralih ke Pyongyang untuk mengisi kembali persediaan persenjataan.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir media pemerintah Korea Utara, KCNA, Kamis (22/9/2022), seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya di Kementerian Pertahanan Korea Utara memberikan klarifikasi. Dia mengatakan pihaknya tidak pernah menjual senjata ke Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya di masa depan.

"Kami tidak pernah mengekspor senjata atau amunisi ke Rusia sebelumnya dan kami tidak akan berencana untuk mengekspornya," tuturnya, dikutip BBC.

Ia menuduh AS dan "kekuatan musuh" lainnya, menyebarkan desas-desus untuk "mengejar tujuan politik dan militer dasarnya".

Sebelumnya, pejabat AS mengatakan bahwa Rusia dapat membeli roket dan peluru artileri dari Korea Utara. Mereka mengatakan langkah seperti itu, bersama dengan dugaan pembelian senjata Iran, menunjukkan sanksi Barat menghambat upaya Rusia dalam perang Ukraina.

Moskow pun langsung membantah laporan itu. Kremlin menegaskan setiap pergerakan senjata antara kedua negara akan melanggar sanksi PBB.

Tak lama setelah laporan tersebut menimbulkan kericuhan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby memberikan klarifikasi dengan mengatakan pembelian belum selesai dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa senjata itu akan digunakan dalam perang Ukraina.

Adapun, pada Juli lalu, Korea Utara adalah salah satu dari sedikit negara yang secara resmi mengakui dua wilayah separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur. Sebagai pembalasan, Ukraina memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Pyongyang.

Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk memperluas "hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif" dalam sebuah surat kepada pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Sumpah Setia kepada Putin, Dukung Rusia 100%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular