Internasional

Putin Makin Menggila, Uni Eropa Siap Jatuhkan 'Bom' Baru

luc, CNBC Indonesia
22 September 2022 10:30
Putin Kerahkan Pasukan Militer Tambahan, Ini Kata Biden
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi perang pertama negara itu sejak Perang Dunia Kedua untuk bertempur di Ukraina bakal berbuntut panjang. Uni Eropa menyiapkan sanksi baru.

Sebanyak 27 menteri luar negeri blok itu tengah berada di New York untuk menghadiri pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pengumuman Putin - yang termasuk langkah untuk mencaplok petak wilayah Ukraina dan ancaman untuk menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia - menunjukkan kepanikan dan keputusasaan.

"Sudah jelas bahwa Putin berusaha menghancurkan Ukraina," kata Borrell kepada wartawan, dilansir Reuters, Kamis (22/9/2022).

Setelah diberi pengarahan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, para menteri setuju untuk menugaskan tim mereka untuk menyiapkan paket sanksi kedelapan yang akan menargetkan "sektor-sektor ekonomi Rusia yang lebih relevan dan terus menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas perang agresi di Ukraina," kata Borrell.

Para menteri Uni Eropa akan mengadakan pertemuan formal berikutnya pada pertengahan Oktober ketika paket sanksi dapat diformalkan.

Para menteri juga setuju untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina. Borrell menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang jenis sanksi atau dukungan militer, tetapi mengatakan dia yakin akan ada dukungan bulat di dalam blok untuk langkah-langkah baru.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu mengatakan Putin berusaha untuk menakut-nakuti dan memecah belah Barat, tetapi komentar terakhirnya adalah "momen yang mengubah permainan."

Menurutnya, pertemuan para menteri harus menekankan persatuan, bergerak maju dengan cepat dengan paket sanksi baru, dan menggunakan mekanisme pendanaan fasilitas perdamaian Eropa untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina.

"Kami juga harus menyatakan komitmen tanggung jawab hukum. Para 'fuhrers' di Kremlin tidak boleh menganggap remeh bahwa pertanggungjawaban mereka atas perang genosida harus dianggap enteng," katanya.

Namun, menjaga persatuan di antara 27 negara untuk paket sanksi mungkin akan rumit di tengah krisis pasokan energi yang menghantam blok tersebut dengan keras. Hungaria, misalnya, pada Selasa menolak gagasan itu.

"Sekarang berbeda," kata Reinsalu. "Ada pepatah dalam penerbangan bahwa peraturan ditulis dengan darah korban bencana udara. Semua paket (sanksi) ditulis dengan darah dan kekejaman yang dilakukan Rusia."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk Bom Zaporizhzhia, Orang-Orang Tergeletak Berlumur Darah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular