Internasional

Dibayangi Krisis Energi, Jerman Caplok Importir Gas Terbesar

luc, CNBC Indonesia
22 September 2022 12:20
Bendera Jerman di Gedung Reichstag, Berlin, Jerman pada 2 Oktober 2013 (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Foto: Bendera Jerman di Gedung Reichstag, Berlin, Jerman pada 2 Oktober 2013 (REUTERS/Fabrizio Bensch)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai upaya dilakukan Jerman untuk mengamankan pasokan energinya di tengah Perang Rusia dan Ukraina. Salah satunya dengan menasionalisasi Uniper, importir gas bumi terbesar di negara tersebut.

Uniper menyediakan 40% dari pasokan gas negara dan sangat penting bagi perusahaan besar dan konsumen swasta di ekonomi terbesar Eropa itu.

Mengutip CNN International, Kamis (22/9/2022), nasionalisasi Uniper tersebut menjadi bagian dari rencana senilai 8 miliar euro atau Rp 117,6 triliun (kurs Rp 14.700) untuk mencegah kekurangan energi pada musim dingin ini.

Adapun, Eropa telah terpukul oleh melonjaknya harga gas bumi dan listrik sebagai imbas serangan Rusia ke Ukraina dan pembatasan pasokan gasnya.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menuturkan Pemerintah Jerman akan memegang sekitar 99% dari Uniper dan 8% dari perusahaan induknya di Finlandia, Fortum.

Pada Juli lalu, Kanselir Olaf Scholz mengumumkan pemerintah akan turun tangan untuk menyelamatkan Uniper dengan paket senilai hingga 15 miliar euro, setelah dihantam oleh pemotongan pasokan Rusia selama berbulan-bulan dan melonjaknya harga pasar spot.

Di bawah kesepakatan penyelamatan, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan 7,7 miliar euro untuk menutupi potensi kerugian di masa depan, sementara bank milik negara KfW setuju untuk meningkatkan fasilitas kreditnya sebesar 7 miliar euro.

Namun, Habeck mengatakan situasinya telah "memburuk secara dramatis" sejak Rusia memutus pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 tanpa batas pada 1 September, dengan alasan kebocoran minyak.

Gas Rusia harus diganti dengan alternatif yang mahal, yang menyebabkan melonjaknya tagihan bagi konsumen.

Untungnya, meskipun pasokan gas melalui Nord Stream 1 ditangguhkan, cadangan gas Jerman terisi lebih dari 90% kapasitas. Hal itu terungkap dari data penyedia penyimpanan Eropa, GIE AGSI+.

Namun, krisis energi Eropa tidak akan hilang begitu saja.

Habeck mengatakan bahwa negara itu bisa "melewati musim dingin dengan baik" tanpa gas Rusia, tetapi memperingatkan tingkat pasokan yang "benar-benar kosong" pada periode sesudahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi Makin Nyata di Jerman, Fakta Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular