
Terungkap! Ini Penyebab Fenomena 'Bandara Hantu' Muncul

Jakarta, CNBC Indonesia - Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons munculnya fenomena bandara 'hantu' atau sepi bahkan setelah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di mana hal ini disebabkan pandemi hingga revitalisasi bandara Halim Perdanakusuma. Terpantau, hingga saat ini pun belum ada jadwal penerbangan dari dan ke bandara seperti Ngloram, Purbalingga, Kertajati, hingga Tasikmalaya.
Plt Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Nur Isnin Istiartono mengatakan, pandemi membuat pergerakan pesawat, jumlah pesawat, dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan juga berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang.
Situasi dan kondisi pandemi inilah yang menyebabkan sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada dan menutup rute-rute yang tidak padat, untuk mengurangi biaya operasional.
"Tapi sekarang industri penerbangan sudah kembali menggeliat," katanya dalam keterangan dikutip Selasa, (20/9/2022).
Dia mencontohkan Bandara Kertajati. Yang sebelum pandemi sudah ada penerbangan. Namun sejak pandemi, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang, bahkan hanya menerbangkan rute penerbangan kargo saja.
"Tentunya Ditjen Perhubungan Udara akan terus mengupayakan agar para maskapai, kembali membuka rute-rute penerbangan untuk melayani penumpang dari dan menuju Kertajati," kata Nur Isnin.
Apalagi dengan adanya rencana operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan Oktober 2022, akan sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati. Jalan tol memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja.
Sementara untuk Bandara Halim Perdanakusuma, yang sempat ditutup untuk keperluan revitalisasi dari Maret - Agustus 2022 juga menjadi biang kerok banyaknya jadwal penerbangan ke bandara kecil di Jawa yang ditutup.
Seperti yang terjadi di Bandara Ngloram di Blora, Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga dan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya.
"Dengan adanya penutupan sementara Bandara Halim ini tentunya berdampak pada sejumlah rute penerbangan pesawat propeller dari Halim menuju bandara lainnya seperti Ngloram, J.B. Soedirman, dan Wiriadinata," katanya.
Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim sudah dibuka kembali. "Ini menjadi awal yang baik, sehingga rute-rute penerbangan dari Halim bisa kembali dibuka,"ucap Isnin.
Seiring dengan pemulihan masa pandemi, menurut Nur Isnin memang perlu waktu untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.
"Dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat kita yang siap beroperasi, tinggal 55% sampai dengan 60 % dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019. Semoga sampai akhir tahun sudah ada peningkatan jumlah armada secara signifikan," katanya.
Perlu diketahui juga, bandara seperti halnya infrastruktur transportasi yang lain, tidak bisa langsung melahirkan trafik dan mobilitas dalam jangka waktu pendek.
"Manfaat kehadiran bandara akan terasa ketika dalam jangka menengah dan jangka panjang, pada saat mobilitas masyarakat makin tinggi dan butuh pilihan transportasi yang cepat dan aman," pungkasnya.
Kendati demikian, Nur Isnin yakin bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Kementerian/Lembaga terkait, dan melibatkan pemerintah daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan ini akan berjalan dengan baik.
"Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali, mari bersama-sama kita wujudkan," jelasnya.
Untuk diketahui International Air Transport Association (IATA) mencatat, pemulihan lalu lintas penerbangan secara global sudah mulai menguat.
Pada Juni 2022 lalu lintas penerbangan domestik dan internasional sudah mencapai 70% jika dibandingkan masa sebelum pandemi (2019). Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Saran Ahli Agar Bandara Baru Tak Jadi "Bandara Hantu"