Hadapi Dinamika Global, T20 Rekomendasikan Hal Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai tantangan yang dihadapi dunia dari sisi kesehatan, keamanan hingga perekonomian membuat berbagai negara harus lebih kompak. Diperlukan sebuah peta jalan kebijakan global yang bisa menjadi 'panduan' untuk keluar dari krisis dan dinamika lainnya.
Untuk itu, forum Think 20 atau T20 Indonesia Summit 2022 hadir membahas berbagai kompleksitas tersebut. Puncak forum itu telah berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 4-6 September yang lalu. Forum ini menjadi bagian dari penguatan peran G20 dalam menavigasi dinamika global yang saat ini terjadi.
Dalam sesi pleno penutup hari itu yang membawa tema "From T20 Indonesia to The World" Ekonom Amerika Jeffrey Sachs, menjelaskan bahwa dunia tengah menghadapi isu keberlanjutan sebagai tantangan utama, yang dijelaskan dalam empat pilar:
Pertama, berbagi akses global ke teknologi modern. Menurutnya, semua pihak harus mengupayakan agar manfaat teknologi modern dapat diakses secara global sehingga seluruh wilayah di dunia dapat memperoleh manfaat teknologi.
"Pilar kedua adalah inklusi sosial. Kita perlu memastikan di seluruh masyarakat, kebutuhan setiap individu dihormati, termasuk dalam akses ke pendidikan, air bersih, kesehatan, perlindungan sosial, dan makanan bergizi," lanjutnya.
Selanjutnya pilar ketiga yakni kelestarian lingkungan. Menurutnya, tantangan yang sedang berlangsung seperti kekeringan di Eropa dan kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat, krisis lingkungan sudah mempengaruhi komunitas global dan perlu dicarikan solusi bersama.
Pilar keempat adalah kerjasama dan kemitraan global. Menurutnya, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan dalam pilar ini.
"Kita perlu menyadari bahwa kita sangat terkait dengan masalah bersama yang sangat membutuhkan kerja sama dan menciptakan akses berkeadilan," tambahnya.
Dia pun berharap G20 Indonesia menjadi awal solusi kepemimpinan G20 oleh negara-negara berkembang. Dalam semangat inklusivitas, Sachs juga mengadvokasi G20 menjadi G21 dengan mengikutsertakan Uni Afrika.
Lebih lanjut, dalam Forum T20 Indonesia Summit 2022, beberapa rekomendasi kebijakan pun dirumuskan untuk mendukung pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi. Rekomendasi yang dihasilkan dalam forum ini pun mendukung G20 dalam menghasilkan kebijakan konkrit dan berkelanjutan.
Ada 5 rekomendasi kebijakan yang dituangkan dalam T20 Communique. Pertama, membangun pemulihan dan ketahanan perekonomian global. Rekomendasi ini menyoroti ketahanan makro ekonomi berbagai negara, dan upaya memperkuat rantai pasokan global dan regional.
Setiap negara diharapkan dapat berinvestasi dalam kesehatan global dan sistem peringatan dini, lalu menciptakan sistem pangan pertanian yang berkelanjutan dan tangguh.
Kedua, mengutamakan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Artinya, setiap negara harus mampu mengatasi hambatan finansial dan nonfinansial untuk meningkatkan praktik lingkungan, sosial dan tata kelola (LST).
Dengan penerapan ESG pada pembangunan maka keberlanjutan dari sisi sosial dan lingkungan pun bisa tercipta. Rekomendasi ESG juga meliputi transisi energi dunia yang kini menjadi sorotan.
Negara-negara dunia diharapkan dapat memastikan berjalannya transisi energi yang berkelanjutan terjangkau dan andal tanpa meningkatkan risiko keuangan, ketimpangan, dan kemajuan pembangunan. Isu tersebut terutama diarahkan untuk negara yang berpenghasilan menengah dan rendah.
Penerapan ESG juga mencakup pembangunan ekonomi dengan memperhatikan pengelolaan keanekaragaman hayati berkelanjutan.
Ketiga, memperkuat transformasi masyarakat digital. Rekomendasi ini mengungkap pentingnya menyelaraskan prinsip umum global dalam tata kelola data dan juga artifisial intelijen. Masyarakat diajak lebih memahami mengenai transformasi digital dan ikut serta berkolaborasi untuk mencapai SDG.
Dengan begitu kesenjangan digital tidak lagi menjadi isu dalam kemajuan dan pemerataan, sehingga teknologi bisa dimanfaatkan dalam pengembangan keterampilan khususnya bagi kelompok rentan dan UMKM.
Keempat, menjadikan ekonomi lebih inklusif dan berpusat pada masyarakat. Ekonomi inklusif mencakup penguatan perlindungan sosial komprehensif inklusif dan inovatif. Hal tersebut diperlukan untuk mengantisipasi potensi guncangan atau krisis di masa depan.
Sistem pendidikan pun menjadi salah satu yang disoroti dalam kebijakan ini, agar berbagai negara bisa memanfaatkan bonus demografisnya. Dengan begitu angkatan kerja aktif tidak menjadi beban dan meningkatkan angka kemiskinan, melainkan berkontribusi positif pada PDB.
Kelima, menghidupkan kembali tata kelola global. Konflik Rusia dan Ukraina memberikan dampak panjang pada keamanan dan rantai pasok dunia.
Hal ini menunjukkan geopolitik menjadi poin penting dalam menjaga keamanan dunia dan mempercepat pemulihan. Dengan begitu, lembaga keuangan dunia pun bisa lebih aktif membiayai pemulihan ekonomi global. Pemulihan mencakup akses berkeadilan dan melawan ketidaksetaraan, mengembangkan tatanan internasional yang baru dan sesuai tujuan.
Itulah 5 isi penting dari rekomendasi T20. Negara-negara yang termasuk dalam G20 diharapkan bisa memegang peranan lebih untuk menavigasi dinamika global.
"Melalui T20, Indonesia mendorong beberapa rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk mengatasi keterpurukan saat ini. T20 Indonesia mendesak para pemimpin G20 untuk mengambil upaya bersama segera untuk mencapai pemulihan yang inklusif dan lebih kuat," ujar Lead Co-Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro.
Dia menambahkan peran penting yang dimiliki T20 membuat Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja keras dari rekomendasi yang telah dicanangkan di masa mendatang.
"Indonesia bermaksud untuk jadi tempat terbaik dalam memastikan objektivitas dan inklusivitas dari rekomendasi kebijakan," pungkas Bambang.
(rah/rah)