Internasional

Iran Panas karena Wanita: Korban Tewas, Internet Shutdown

sef, CNBC Indonesia
22 September 2022 08:56
Seorang demonstran memegang foto Mahsa Amini selama pawai protes solidaritas dengan perempuan di Iran, menyusul kematian perempuan muda Iran, Mahsa Amini, di pusat Istanbul, Turki 20 September 2022. (REUTERS/MURAD SEZER)
Foto: Seorang demonstran memegang foto Mahsa Amini selama pawai protes solidaritas dengan perempuan di Iran, menyusul kematian perempuan muda Iran, Mahsa Amini, di pusat Istanbul, Turki 20 September 2022. (REUTERS/MURAD SEZER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Iran makin memanas pasca kematian seorang wanita Mahsa Amini, dalam tahanan pekan lalu. Gadis 22 tahun itu sebelumnya meninggal setelah ditangkap karena tak menggunakan jilbab.

Warga yang marah melakukan demonstrasi sejak lima hari terakhir. Awalnya, demo dilakukan di wilayah barat laut Iran, namun kini menyebar di 50 kota besar dan kecil negara itu.

Ini menjadi gelombang terbesar sejak 2019. Kala itu unjuk rasa dipicu kenaikan BBM.

Dalam update terbaru Rabu waktu setempat, pihak berwenang Iran dan kelompok hak asasi Kurdi melaporkan peningkatan jumlah korban tewas. Meski data berbeda-beda.

Mengutip Reuters, pemerintah melaporkan dalam dua hari terakhir ada empat orang tewas. Ini membuat total korban jiwa menjadi delapan, termasuk seorang anggota polisi dan seorang anggota milisi pro-pemerintah.

Tapi laporan kelompok hak asasi Kurdi Hengaw, total 10 pengunjuk rasa telah tewas hingga kemarin. Ada tiga orang meninggal Rabu.

Bukan hanya itu, pemerintah juga kini mematikan jaringan internet. NetBlocks dan sejumlah penduduk mengatakan akses telah dibatasi ke Instagram.

Perlu diketahui media sosial itu adalah satu-satunya platform utama yang biasanya diizinkan Iran dan yang memiliki jutaan pengguna. Beberapa jaringan telepon seluler telah ditutup.

"Iran sekarang tunduk pada pembatasan internet paling parah sejak pembantaian November 2019," kata NetBlocks merujuk ke demo yang menyebabkan 1.500 orang tewas.

Pengguna WhatsApp juga mengatakan mereka hanya dapat mengirim teks, bukan gambar. Sementara Hengaw mengatakan akses ke internet telah terputus di provinsi Kurdistan, tempat awal demo.

Amini sendiri dilaporkan koma saat ditahan oleh polisi moral Iran. Aparat mengatakan dirinya sakit namun aktivis menegaskan ia dipukuli.

Ayahnya mengatakan dia tidak memiliki masalah kesehatan dan menderita memar di kakinya dalam tahanan. Pemakamannya dilakukan pada hari Sabtu.

Aktivis mengatakan mereka khawatir dengan tindakan keras yang meningkat. Demonstrasi ini juga menjurus ke arah berakhirnya rezim.

"Kami khawatir dunia akan melupakan Iran segera setelah rezim menutup internet, yang kini sudah terjadi," kata seorang aktivis kepada Reuters.

Sementara itu, di laman yang sama, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei disebut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Amini. Ia mengatakan Khamenei sedih dengan kematian Amini.

Kantor beritt Fars yang dekat dengan pemerintah menuduh pengunjuk rasa telah membakar sebuah masjid, tempat suci Islam lain dan bus. Mereka, kata aparat, menyerang sebuah bank dan membuka cadar seorang wanita.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Latar Belakang Chaos di Iran akibat Kematian Mahsa Amini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular