Bos Kontraktor, Sabar Ya! Bala Bantuan Masih Tunggu Jokowi

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 September 2022 11:55
Melihat progres pembangunan proyek KCIC di Tunel 6 Cikalong Wetan, Jawa Barat, Kamis, 27/1. Tunnel 6 yang berlokasi di kawasan Cikalong Wetan menjadi salah satu tunnel terpanjang dengan panjang 4.478 meter. Tunnel ini menjadi salah satu tunnel yang ditargetkan dalam waktu dekat akan tembus karena progres konstruksi sudah mencapai 97,01 persen. Proyek yang membentang dari Halim, Jakarta hingga Tegalluar, Bandung ini direncanakan melakukan trial run pada akhir tahun 2022. Tak hanya itu, uji coba KCJB juga diusulkan untuk jadi bagian dari kegiatan kunjungan G20.

“Saat ini progres KCJB terus berjalan dan sudah mencapai 79,90%. Kami akan terus melakukan upaya  maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022,” tutur Presiden Direktur KCJB, Dwiyana Slamet Riyadi.

Rencana ini juga didukung oleh fakta di lapangan bahwa progres KCJB di semua lini konstruksi sudah mendekati 100 persen. Secara garis besar, progres proyek KCJB untuk konstruksi jembatan KCJB sudah mencapai 89,30%, Subgrade 78,41%, dan Tunnel 98,07%.

Produksi Electric Multiple Unit (EMU) KCJB yang dilakukan di CRRC Sifang, Tiongkok pun sudah mencapai 85%. Artinya, 7 dari 11 unit EMU atau kereta yang akan digunakan untuk KCJB sudah selesai diproduksi.

Selain EMU, Comprehensive Inspection Trail (CIT) untuk kebutuhan maintenance dan uji coba KCJB juga sudah selesai dibuat. EMU atau kereta dan CIT untuk Kereta Cepat ini sendiri direncanakan akan tiba di Indonesia pada pertengahan 2022. 
 (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Aktivitas Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tunel #6, Cikalong Wetan, Jawa Barat, Kamis, (27/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah masih mengkaji 'bala bantuan' untuk kontraktor terkait kenaikan harga material seperti besi, baja, semen, aspal, juga BBM industri. Namun dipastikan anggaran tidak menjadi masalah.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan saat ini, usulan untuk adanya eskalasi nilai kontrak untuk kontraktor yang ikut proyek infrastruktur pemerintah.

"Masukannya  (eskalasi harga) sudah kita usulkan untuk menunggu keputusan kebijakan. Ini kan dinamis, sebelumnya yang naik cuma BBM nonsubsidi, lalu beberapa bulan kemudian aspal naik, sekarang BBM subsidinya naik, ini di proses keputusannya," kata Hedy, di Kementerian PUPR, dikutip Selasa (20/9/2022).

Hedy berharap, hal itu bisa direalisasikan secepatnya, hanya saja memang masih menunggu keputusan dari rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo. Dari segi anggaran, ujarnya, negara tidak menjadi isu dalam keputusan ini.

"Isunya bukan di anggaran tapi policy-nya, oke atau tidak," katanya.

Dia juga mengatakan nantinya salah satu instrumen 'bala bantuan' untuk kontraktor adalah penerapan marjin 0% untuk BBM industri yang ikut proyek Kementerian PUPR.

Sebelumnya, kontraktor di Tanah Air mengaku sudah 'berdarah-darah' imbas kenaikan harga material dan solar industri.

Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kadin Insannul Kamil, mengatakan bahan baku material sudah naik lebih dari 50% seperti besi, baja, aluminium, hingga aspal. Ini berdampak pada pada penyelesaian kontrak.

"Sehingga jalan keluarnya ya eskalasi atau penyesuaian harga yang memang akan menyelamatkan kondisi kontraktor," katanya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Ini, Bos Kontraktor 'Teriak' Babak Belur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular