Perluasan Trase Kereta Cepat Diperlukan, Sampai Surabaya?

Dwitya Putra, CNBC Indonesia
19 September 2022 18:11
Seluruh Terowongan di Proyek KCJB Berhasil Ditembus. (Dok. KCIC)
Foto: Seluruh Terowongan di Proyek KCJB Berhasil Ditembus. (Dok. KCIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) diharapkan dapat terus berjalan dan bisa diperluas hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini dinilai dapat mendorong roda perekonomian nasional, khususnya di sektor riil.

Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza mengungkapkan, Komisi VI sendiri mendukung KCJB bisa terus diperluas hingga ke berbagai wilayah. Perluasan cakupan kereta cepat yang tidak hanya dilakukan di sepanjang Jakarta-Bandung juga ada potensi terciptanya economies of scale, di mana biaya rata-rata investasi per satuan kilometer dari proyek kereta cepat ini akan menjadi lebih baik.

"Harus dipercepat, secara ekonomi nasional kita membutuhkan bergeraknya sektor riil. Komisi VI mendukung ditambah kereta cepat, termasuk Jakarta-Surabaya," kata Faisol kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Belum lama ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menegaskan, bahwa rencana pembangunan Kereta Semi Cepat Jakarta hingga Surabaya akan tetap dilakukan. Karena sudah ada di rencana induk Kementerian Perhubungan.

 

"(Kereta Cepat) memang berpotensi dikembangkan ke sana. Kita baru fokus dulu ke Jakarta-Bandung," tutur Zulfikri.

Adapun Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Lalu Lintas Perkeretaapian menjelaskan kepada CNBC Indonesia, ada berbagai dampak positif dari kehadiran kereta cepat atau kereta semi cepat trase Jakarta-Surabaya.

Pertama tentunya akan berdampak pada perpindahan penumpang dari pesawat dan kereta eksekutif ke kereta semi cepat. Proporsi penumpang yang beralih dari pesawat ke kereta semi cepat diperkirakan akan jauh lebih banyak dibanding penumpang yang beralih dari KA eksekutif ke kereta semi cepat.

Kedua, dengan dibangunnya jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya, akan membuat biaya operasional kendaraan (BOK) mengalami penurunan. Karena BOK untuk kereta semi cepat lebih hemat. Hal yang dibandingkan di sini adalah BOK pesawat atau KA eksekutif dengan kereta semi cepat. Serta membandingkan BOK angkutan truk dengan angkutan kereta api barang.

Lalu ketiga, dengan peralihan ke kereta semi cepat, akan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan pesawat udara dan pengangkutan barang yang menggunakan angkutan truk. Tentunya ini akan sejalan dengan target Indonesia Net Zero Emission pada 2060.

Keempat, dengan sterilnya perlintasan sebidang pada angkutan kereta semi cepat, keselamatan akan meningkat. Sehingga korban jiwa dan harta bisa dihindarkan karena kecelakaan di perlintasan sebidang tidak lagi terjadi.

Tidak ketinggalan yang kelima adalah dengan pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan memberikan manfaat berupa penyerapan tenaga kerja, baik saat fase pembangunan maupun pada fase pengoperasian.

Sementara itu potensi perpindahan penumpang dari KA eksekutif diperkirakan akan masif untuk menghemat sebagian waktu perjalanan.

Sedangkan berdasarkan kajian Kementerian Perhubungan, perkiraan perpindahan mobilitas dari pesawat udara ke kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan mengakuisisi penumpang dari beberapa rute penerbangan. Rute tersebut antara lain Jakarta-Semarang sekitar 40%, Jakarta-Surabaya (29%), Semarang-Surabaya (31%), Bandung-Semarang (48%), Bandung-Surabaya (25%), Jakarta-Solo (40%), Jakarta-Yogyakarta (29%), dan Malang-Jakarta (53%).

Dukungan untuk perluasan trase kereta cepat juga disampaikan Pengamat Transportasi Arista Atmajati. Dia menyampaikan pengembangan trase kereta cepat tentu sangat tepat, khususnya Jakarta-Surabaya. Alasannya adalah, karena kota Surabaya dianggapnya merupakan kota besar dan banyak bisnis di sana. Sehingga, bila dilihat secara pemanfaatannya, tentu akan sangat besar potensi keekonomiannya.

"Surabaya itu kota bisnis banget ya, artinya bisnis kan tidak hanya bicara bisnis kapasitas yang kaya raya, bisnis menengah juga ada. Pasar korporasi itu akan beralih kepada naik kereta api cepat Jakarta-Surabaya," terang Arista.

Sementara untuk wilayah lainnya, pengembangan kereta cepat bisa dilakukan ke wilayah Sumatera. Namun risikonya, pengembangan ke wilayah Sumatera akan memakan biaya besar dan potensi return on investment waktunya akan panjang.

"Hal ini dikarenakan banyak rel-rel antar provinsi di wilayah Sumatera terputus-putus," ujar Arista.

Dia menambahkan, tidak hanya kereta cepat namun pembangunan jalur kereta api di Indonesia dinilai cukup perlu untuk mendukung mobilitas penduduk. Bila melihat rencana jangka panjang pemerintah, masing-masing pulau besar di Indonesia tengah disiapkan pembangunan infrastruktur moda transportasi massal tersebut. Seperti di Sulawesi Selatan dan Borneo.

"Pak Jokowi itu pernah menugaskan untuk membangun kereta api di Papua, Sulawesi dan Kalimantan. Cuma yang sudah on progress itu yang di Sulawesi," tukas Arista.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peralatan Sistem Kontrol Tiba di RI, KCJB Siap Uji Coba

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular