Soal Resesi Global 'Ojo Dibandingke', Ekonomi RI Kuat Kok!
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat dalam menghadapi risiko resesi global yang diperkirakan akan menghantui pada tahun depan.
Department Head of Macroeconomics and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pernah mengalami perlambatan ketika dunia mengalami hal serupa.
"Tetapi tidak sampai tercatat mengalami kontraksi atau resesi," kata Dian dalam Power Lunch, CNBC Indonesia dikutip Senin (19/9/2022).
"Krisis di Indonesia tercatat hanya terjadi pada krisis keuangan Asia 97-98 dan juga ketika pandemi," sambungnya.
Dengan demikian, dia meyakini jika ekonomi global melambat, Indonesia tidak akan terpengaruh secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh basis konsumsi di dalam negeri yang cukup besar ditopang oleh porsi golongan kelas menengah yang sama besarnya.
Selain itu, Indonesia tengah dalam fase pemulihan dari pandemi dimana kepercayaan masyarakat sedang kembali naik.
"Masyarakat masih consume, masih traveling sehingga ini bisa mendukung ekonomi Indoensia sehingga kalau ada potensi perlambatan kami pikir tidak akan besar mungkin sekitar -0,1% atau -0,2%. Misalnya dari 5,2% menjadi 5%," ujar Dian.
Mengenai kinerja ekspor, Dian mengungkapkan windfall profit yang dinikmati tahun ini merupakan dampak dari terganggunya pasokan komoditas energi akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Ke depan, tentunya ada koreksi harga komoditas karena kita sudah lihat beberapa minggu belakang ini harga komoditas terjadi penurunan sehingga ada potensi penerimaan ekspor kita akan menurun," ujar Dian.
Namun demikian, dia menyakini penurunannya tidak signifikan. Harga komoditas akan lebih tinggi dibandingkan level harga sebelum pandemi.
"Ada koreksi tapi enggak akan drastis sehingga kita masih akan mencatat kinerja ekspor cukup baik tetapi tidak sebesar tahun ini karena ada adjustment di harga komoditas terjadi secara bertahap," ungkapnya.
Artinya, mesin pendorong perekonomian Indonesia akan terimbas dengan adanya proses perlambatan ekonomi global dan koreksi di harga komoditas. Akan tetapi, dampaknya tidak besar.
(haa/haa)