
Harga Minyak Mendingin, Ekonomi Rusia di Ujung Tanduk?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan memunculkan tanda-tanda defisit dalam anggaran Moskow. Hal ini didorong oleh turunnya harga minyak kala perang kian panjang.
Dalam data yang diterbitkan Kementerian Keuangan Rusia, surplus anggaran Rusia menghilang selama musim panas. Pada akhir Juni, surplus mencapai 1,37 triliun rubel (Rp 344 triliun) namun pada akhir Agustus telah turun menjadi hanya 137 miliar (Rp 34 triliun).
Pendapatan Rusia memang berada di bawah tekanan. Harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan Rusia, telah turun sekitar 25% sejak puncaknya pada awal Juni.
Rekan senior di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan, Janis Kluge, mengatakan bahwa pengeluaran Rusia juga mengalami kenaikan tajam. Pengeluaran itu digunakan untuk perang dan melindungi ekonomi dari dampak sanksi Barat.
Ia mengatakan data real-time pemerintah Rusia menunjukkan bahwa anggaran sekarang defisit, menambahkan bahwa lubang di keuangan Kremlin bisa menjadi lebih luas karena pengeluaran militer meningkat.
"Pengeluaran militer awalnya direncanakan menjadi 3,5 triliun rubel tahun ini, tetapi tingkat ini kemungkinan besar sudah terlampaui pada bulan September," kata Kluge kepada CNN International dalam komentar email, Jumat (16/9/2022).
Harian bisnis Rusia Vedomosti melaporkan pada hari Rabu bahwa Kementerian Keuangan telah memberi tahu lembaga pemerintah bahwa mereka perlu memotong pengeluaran sebesar 10% pada tahun 2023.
"Namun, pengeluaran pertahanan akan meningkat," kutip Vedomosti dari sumber yang dekat dengan Kementerian Pertahanan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Banjir Minyak, Kirim Tanker Raksasa Beli Harga Diskon
