Perang Baru Bermunculan, 2 Negara Tetangga Ini Baku Tembak
Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan dilaporkan terjadi di perbatasan Kirgistan dan Tajikistan. Baku tembak terjadi antara penjaga perbatasan masing-masing negara di Asia Tengah tersebut.
Bentrokan pada hari Rabu (14/9/2022), itu terjadi jelang pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China XI Jinping di Uzbekistan, serta di tengah ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan.
Baku tembak dimulai setelah penjaga perbatasan Kirgistan menuduh orang Tajikistan mengambil posisi di bagian dari perbatasan. Adapun, lebih dari sepertiga dari 1.000 km (600 mil) perbatasan kedua negara masih diperdebatkan.
Sementara itu, menurut kantor berita RIA Novosti yang dikutip Al Jazeera, pihak Tajikistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penjaga perbatasan Kirgistan melepaskan tembakan senjata dan mortir tanpa alasan di pos terdepan mereka, menewaskan satu penjaga perbatasan dan melukai dua lainnya.
Adapun, baik Kirgistan maupun Tajikistan, bersekutu dengan Rusia dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Negeri Beruang Merah. Namun, pertikaian atas masalah perbatasan sering terjadi dan berpotensi berubah menjadi perang yang meluas.
Perlu diketahui, bentrokan serupa pada bulan Juni menewaskan seorang penjaga perbatasan Tajikistan. Eskalasi serius jarang terjadi, tetapi kekhawatiran akan konflik yang lebih luas muncul tahun lalu ketika puluhan orang tewas dalam konfrontasi terburuk antara kedua negara itu dalam lebih dari 30 tahun pasca kemerdekaan Soviet.
Terkait hal tersebut, Rusia meminta sekutunya di Asia Tengah itu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membawa situasi di perbatasan antara kedua negara kembali terkendali.
Adapun, para pemimpin Kirgistan dan Tajikistan akan menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai di Uzbekistan minggu ini bersama Putin dan Xi Jinping serta sejumlah pemimpin dunia lainnya.
Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, KTT tersebut diadakan secara langsung, dengan partisipasi 15 pemimpin dari delapan negara anggota SCO - China, India, Kazakhstan, Kirgistan, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan; tiga negara pengamat - Belarusia, Iran, dan Mongolia; dan tiga negara mitra dialog - Armenia, Azerbaijan, Turki dan Turkmenistan.
China melihat kelompok tersebut, yang didirikan di bawah pendahulu Xi, Hu Jintao, sebagai penyeimbang aliansi yang dipimpin Amerika Serikat di seluruh Asia Timur.
(luc/luc)