Bos SKK Migas Ungkap Isu Transisi Energi di Forum OGA 2022

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
14 September 2022 18:32
SKK Migas
Foto: dok Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan, bahwa isu transisi energi perlu ditangani secara hati-hati dengan mempertimbangkan kesinambungan, keamanan, dan ketersediaan energi. Sebab energi terbarukan akan memainkan peran penting di masa depan.

Menurut Dwi, salah satu isu global yang mempengaruhi industri migas dunia adalah transisi energi sebagaimana disebutkan dalam protokol Kyoto, Paris Agreement, atau kesepakatan global lainnya yang juga dirancang oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

Di sektor migas, beberapa perusahaan migas sudah memasukkan pengurangan emisi karbon ke dalam strategi portofolio mereka. Kondisi ini pun memperketat persaingan untuk menarik investasi ke sektor migas.

"Namun di sisi lain, pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19, dan krisis Rusia-Ukraina, turut mendorong naiknya permintaan dan harga migas. Dan oleh karenanya, tekanan untuk meningkatkan produksi migas juga semakin tinggi," papar dia sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/9/2022).

Diketahui Dwi turut menjadi pembicara kunci pada pembukaan Oil & Gas Exhibition 2022, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (13/9). Hal ini sebagai bentuk apresiasi kepada SKK Migas, yang dinilai sukses menyelenggarakan Forum Kapasitas Nasional.

Dia menambahkan, sebagai kawasan yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara merupakan yang tercepat di dunia. Sehingga kawasan ini membutuhkan energi untuk menopang pertumbuhan tersebut.

"Kami mendukung penuh komitmen pemerintah terhadap energi terbarukan. Namun kami juga sangat yakin bahwa sektor migas, khususnya gas, masih sangat relevan dalam memainkan peran yang lebih strategis dalam transisi energi. Tantangannya kini adalah bagaimana meningkatkan produksi, sekaligus mengurangi emisi karbon pada saat yang bersamaan," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya dan mengupayakan target emisi, Indonesia dapat mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta bpd dan gas sebesar 12 miliar kubik pada 2030 nanti. Selain itu, meningkatkan dampak berganda bagi perekonomian serta mendorong kesinambungan lingkungan.

Dwi optimistis bahwa Indonesia masih menyimpan cadangan potensial. Di mana dari 128 basin, produksi migas Indonesia baru berasal dari 20 basin sehingga ada 68% yang belum dieksplorasi.

Adapun pengeboran eksplorasi baru-baru ini di Laut Andaman menunjukkan hasil positif dengan adanya potensi cadangan gas.

"Kami mengundang lebih banyak kegiatan eksplorasi di kawasan ini. Kami ingin melakukan pengeboran 700 struktur, di mana kami berharap menemukan potensi besar. Kami juga menjajaki kegiatan eksplorasi besar-besaran untuk menemukan potensi cadangan migas non-konvensional," ujarnya.

Lebih lanjut Dwi mengungkapkan bahwa Indonesia ingin berbagi semangat kerja sama di kawasan Asia Tenggara.

"Tahun ini, Indonesia menjadi pemimpin G20, dan berharap bisa meraih berbagai kemungkinan kolaborasi dalam, mempromosikan transisi energi. Terkait upaya menciptakan multiplier effect dari industri hulu migas, SKK Migas terus mendorong peran industri nasional maupun lokal," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, yang juga Ketua Delegasi Indonesian Pavilion OGA 2022 menjelaskan, Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memfasilitasi keikutsertaan sejumlah pelaku industri dalam negeri di ajang OGA 2022 Malaysia.

"Sebanyak 20 perusahaan dalam negeri, termasuk pabrikan lokal penunjang industri hulu migas ambil bagian dan tergabung dalam delegasi Indonesian Pavilion. Kami mempromosikan produk-produk lokal terbaik ke pasar global. Hal ini juga sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi untuk memperkuat produk dalam negeri, termasuk untuk bersaing di pasar dunia," jelasnya.

Diketahui keterlibatan Indonesia Pavilion di acara OGA 2022 merupakan tindak lanjut dari kegiatan Forum Kapasitas Nasional 2022, akhir Juli lalu.

Sebagai informasi, Oil & Gas Asia merupakan salah satu eksibisi migas terbesar di Asia, di mana pemangku kepentingan industri migas bertemu dengan para pengambil keputusan dari pemerintahan maupun perusahaan minyak nasional dan internasional.

Acara tersebut turut dihadiri Head of Malaysian Petroleum Management Mohammad Firouz Asnan, President & Group CEO Petronas, Datuk Tengku Muhammad Taufik, serta beberapa pejabat otoritas migas Malaysia lainnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Industri Migas di Masa Transisi Energi? Ini Jawabannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular