Internasional

Awas Chaos! Ada Skandal Baru Konglomerasi China, Soal Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 September 2022 16:35
Fosun (File photo: REUTERS/Aly Song)
Foto: Fosun (File photo: REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator China telah meminta bank-bank terbesar di negara itu untuk mulai memeriksa eksposur keuangan mereka kepada konglomerat China Fosun International Ltd. Ini terkait utang Fosun dan potensi risiko likuiditasnya.

Regulator di sini, termasuk Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC). Pemberitaan pertama kali dimuat Bloomberg News, mengutip sumber, dilansir Rabu (14/9/2022).

"Permintaan itu bukan berarti meminta pemberi pinjaman mengubah pembiayaan mereka ke Fosun termasuk pinjaman yang belum dibayar," tulis media itu dikutip The Guardian dan Reuters.

Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara (SASAC) Beijing juga meminta perusahaan milik negara setempat untuk membuat rincian tentang hubungan mereka dengan grup Fosun. Itu mencakup kepemilikan saham, pinjaman utang dan jaminan.

Fosun adalah salah satu perusahaan paling terkenal di China. Fosun sendiri memiliki merek resor Club Med dan mengendalikan rumah mode Prancis Lanvin di China.

Perusahaan yang berbasis di Shanghai dan didirikan miliarder Guo Guangchang tahun 1992 ini merupakan konglomerasi non-milik negara terbesar di China. Namun sejak Juni, ini mendapat sorotan setelah aksi jual besar-besaran dalam obligasi properti.

Bulan lalu, lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat Fosun International dengan prospek pindah ke negatif. Ini mencerminkan ketidakpastian pengembalian utang US$40 miliar dan memunculkan risiko yang terkait dengan penjualan aset saat kondisi ekonomi lebih sulit.

Sementara itu, seorang perwakilan Fosun mengatakan bahwa laporan semacam itu adalah "omong kosong belaka". Perusahaan telah meminta konfirmasi dari regulator melalui berbagai saluran.

CBIRC juga dikatakan belum menanyakan bank tentang eksposur keuangan mereka ke Fosun. Di mana, tegas perusahaan, banyak bank yang bekerja sama dengan Fosun belum menerima pemberitahuan seperti itu.

"Lingkungan eksternal yang kompleks telah meningkatkan perhatian publik terhadap penjualan aset dan pengurangan saham Fosun baru-baru ini, yang menghasilkan interpretasi sepihak dari tindakan perusahaan," kata Kepala Keuangan Fosun Gong Ping dalam pernyataannya.

"Pengurangan dan penjualan Fosun yang tampaknya sering terjadi baru-baru ini merupakan kelanjutan dari strategi keuangannya dalam beberapa tahun terakhir untuk menjaga keseimbangan antara investasi dan penarikan," katanya.

CBIRC sendiri belum memberi konfirmasi lagi. Sebelumnya krisis utang dialami raksasa properti Evergrande, tahun 2021, telah menjadi ancaman bagi perekonomian Negeri Tirai Bambu, menjadi sentimen buruk bagi beberapa proyek properti di negara itu.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skandal Besar Obrak-Abrik Raksasa China, 100 Karyawan Dipecat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular